Mudik Lebaran 2017, Waspadai Delapan Titik Rawan

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Angkutan mudik lebaran 2017 bakal dimulai sepekan lagi. Semua moda transportasi, baik angkutan publik maupun swasta akan bergerak bersama menuju daerah tujuan.

Menghadapi fenomena tahunan itu, bagaimana kesiapan Dinas Bina Marga menghadapi angkutan lebaran 2017 tersebut? Kepala Dinas Bina Marga Provinsi Sulawesi Tengah, Syaifulah Djafar kepada Palu Ekspres menjelaskan, jauh-jauh hari pihaknya sudah menyiapkan diri menghadapi ledakan penumpang mudik.

Bacaan Lainnya

Sekalipun volume mudik tidak sesibuk seperti di Pulau Jawa, namun pihaknya tetap siaga penuh menghadapi momentum tersebut.

Salah satu bentuk kesiapan itu adalah membentuk satuan tugas (Satgas) tujuannya untuk memastikan proses mudik dan arus balik berjalan lancar tidak ada gangguan di jalur transportasi yang dilalui.

Sebenarnya kata dia, bagi Dinas Bina Marga, ada atau tidak ada lebaran, pihaknya tetap memastikan kondisi jalur transportasi dalam keadaan mantap.

Lebih jauh mantan Kepala Dinas PU Kimpraswil Kabupaten Parigi Moutong ini menambahkan, tahun ini, angkutan lebaran dipastikan tidak berjalan mulus jika dibandingkan tahun sebelumnya.

Curah hujan tinggi di sejumlah wilayah pada seminggu terakhir ini mengakibatkan badan jalan di poros mudik longsor. Bahkan sejumlah jembatan putus. Rinciannya, ungkap Syaifullah, di ruas jalan nasional terdapat empat titik longsor.

Lalu di ruas jalan kabupaten, satu jembatan putus dan jalan provinsi dua titik longsor serta satu jembatan putus.

Dinas Bina Marga saat ini katanya telah turun di lapangan. Memperbaiki dan memastikan, kondisi jalan yang putus akibat longsor bisa berfungsi saat mudik.

“Kami upayakan jalannya fungsional walau kondisinya belum ideal. Pokoknya asal bisa dilewati dulu,” katanya di Gedung DPRD Sulteng, Selasa 13 Juni 2017.

Pihaknya berupaya H-7 Idul Fitri 2017, jalan yang longsor bisa fungsional. Diperkirakan pemudik mulai bergerak pada H-7 dan mencapai puncak pada H-3 lebaran. Jalan yang rusak itu ditangani dalam dua tahap.

Tahap pertama bersifat sementara. Di tahap ini ruas jalan diupayakan fungsional dan dipastikan pemudik maupun arus balik nanti berlangsung lancar dan aman hingga di tujuan. Tahap kedua, bersifat permanen yakni membuat kondisi jalan seperti sediakala.

Pos terkait