Prajurit TNI Dianiaya Tukang Parkir, Begini Respon Danrem

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Komandan Komando Resor Militer 132 Tadulako, Kolonel Infanteri Muhammad Saleh Mustafa meminta Kepolisian untuk memproses hukum tukang parkir liar yang memukul Prajurit TNI Angkatan Darat dan Istrinya di Kompleks Pertokoan Palu Timur, pada Kamis, 22 Juni 2017 lalu.

“Prajurit TNI Angkatan Darat atas nama Kopral Dua Nurul Huda diduga telah dipukuli oleh sejumlah preman atau tukang parkir liar di sekitar Kompleks pertokoan. Mereka ini diduga tukar parkir liar yang kerap muncul menjelang perayaan hari-hari besar agama seperti Idul Fitri. Saya sudah meminta kepada Kepolisian untuk memproses hukum pelaku penganiayaan itu. Saya juga sudah menghubungi Gubernur dan Walikota untuk berkoordinasi agar tradisi parkir liar ini tidak marak,” sebut Kolonel Infanteri Muhammad Saleh Mustafa.

Bacaan Lainnya

Penyampaian Kolonel Mustafa ini terkait insiden yang menimpa Kopral Dua Nurul Huda dan istrinya pada Kamis, 22 Juni 2017 lalu. Saat itu, menurut Nyonya Nurul Huda, preman dengan kedok tukang parkir menutup sebagian akses jalan umum di Kompleks Pertokoan. Saat itu, mereka akan berbelanja di tempat itu.

“Saat itu kami masuk kompleks pertokoan, kami diteriaki para preman itu; “weii kamu tidak lihat jalan ditutup.” Padahal jarak jalan ditutup itu masih sekitar 50 meter di depan kami. Lantas kami putar arah karena meski tidak diteriaki kami juga tetap putar arah karena tidak bisa lewat. Sesampainya di tempat orang yg meneriaki kami tersebut, lalu saya berkata; biasa aja kali nggak usah teriak-terial,” tutur Nyonya Nurul Huda.

Malah, masih menurut Nyonya Nurul Huda, “dia malah marah-marah. Sehingga suami saya juga ikut menegur orang tersebut secara baik-baik. Suami saya bilang; Sopan sedikit bos sama pengunjung. Lalu dia tambah marah sehingga terjadi perdebatan dan tiba-tiba datanglah dr arah belakang kami beberapa orang yang jumlah jelasnya saya tidak bisa menghitung langsung mengeroyok suami saya di depan mata saya dan anak saya.”

Waktu itu, kata Nyonya Nurul Huda, saat dia ingin melindungi suaminya, malah para preman balik memukulinya di bagian dada dan tangannya.

Setelah itu, imbuh dia, Kopda Nurul Huda kemudian berteriak; “Jangan pukul saya. Saya anggota. Namun mereka tidak percaya. Mereka malah menantang dan berkata; kalau kau anggota lapor saja, kau kira kita takut. Akhirnya suami saya menelpon atasannya sehingga mereka lari membubarkan diri.”

Pos terkait