PALU EKSPRES, PALU – Angka penemuan kasus HIVAIDS (Human Immunodeficiency VirusAcquired Immune Deficiency Syndrome) di Provinsi Sulteng, hingga Juni 2017 tercatat sejumlah 1.569 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 234 orang.
Angka ini juga baru terungkap sekitar 44,13 persen, dari estimasi tahun 2012 sejumlah 3.555 kasus. Olehnya, dinilai masih perlu untuk meningkatkan penemuan kasus HIVAIDS, melalui sosialisasi yang dilanjutkan dengan konseling dan tes secara sukarela.
Kasus yang sudah ditemukan, tersebut nyatanya belum semua terobati, dan yang diobati masih banyak drop out (berhenti) karena keterbatasan sumber daya. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu upaya menemukan segera yang positif, serta obati yang ditemukan dan pertahankan yang diobati.
Penyampaian ini ditegaskan oleh Gubernur Sulteng, Drs. H. Longki Djanggola, M.Si dalam arahannya pada acara Rapat Koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi dan KabupatenKota, di Aula Kantor Bappeda Sulteng belum lama ini.
Berkaitan dengan hal tersebut, Gubernur menekankan keseriusan para Wali Kota dan Wakil Wali Kota, Bupati dan Wakil Bupati di Masing-masing Kabupaten dan Kota di Sulteng, dalam menanggulangi persoalan HIVAIDS.
“Mari kita menyatukan langkah, bersama-sama bergandengan tangan, agar lebih kuat memerangi HIVAIDS, menuju Sulawesi Tengah yang sehat, lebih maju dan mandiri serta dapat berdaya saing dengan Provinsi di Indonesia,” kata Gubernur dlam sambutannya.
Sebagai peluang pembiayaan, Gubernur menyebutkan, pengendalian HIV-AIDS sudah masuk program SPM dan penurunan epidemic HIV-AIDS telah menjadi salah satu indikator Sustainable Development Goals (SDGs).
(abr/Palu Ekspres)