PALU EKSPRES, PALU – Berbekal dukungan Partai Golkar serta organ pemenangan yang sudah dibentuk sejak 2016, Vera Elena Enor Laruni, mendeklarasikan dirinya sebagai kandidat Bupati Donggala sekaligus penantang serius kandidat petahana Kasman Lassa.
Membuktikan keseriusan itu, Vera Laruni menjadi pendaftar di Partai Golkar – partai tempat ia bernaung selama ini. Ia diterima Sekretaris DPD Golkar Donggala, Sapri Laupa dan beberapa fungsionaris Partai Golkar. “Ibu Vera adalah pendaftar pertama,” ucap Sapri di hadapan wartawan, Minggu (23/7).
Saat mendaftar, Vera terlihat cantik. Rambutnya dibiarkan tergerai. Senyum semringah terus mengembang saat merespons pertanyaan tajam dari jurnalis yang berjarak 3 meter dari hadapannya.
Diapit dua pengurus Golkar Donggala, Vera membiarkan kilatan blitz kamera melahap utuh tubuhnya yang dibalut jas kuning warna khas Partai Golkar. Vera tampak hati-hati merespons pertanyaan wartawan yang terus menyasar dirinya dengan pertanyaan seputar relasi antara dirinya dengan Kasman Lassa.
Publik mahfum, relasi antara dua tokoh yang lekat disebut Kave akronim dari Kasman – Vera ini, memang mengalami fluktuasi.
Walau terus dikejar, Wakil Ketua DPD Golkar Donggala ini tak kehilangan fokus. Ia tetap merespons pertanyaan jurnalis bahasa yanhg terukur.
Selanjutnya ungkap Vera, pada dua tahun terakhir ini, ia tidak terlalu sering mengekspose dirinya ke masyarakat. Selain tugas-tugas pengawasan yang dibebankan kepadanya, Vera mengaku jarang bertatap muka dengan konstituen di tingkat akar rumput.
Ia berkilah, kurang percaya diri untuk turun langsung menemui warga. Pernyataan yang dinilai ”bersayap” memancing wartawan untuk terus menanyainya. Pada akhirnya ia mengaku, ada kesan dirinya dibatasi, tidak diberi akses yang cukup terjun ke masyarakat.
“Buktinya, banyak surat-surat undangan yang ditujukan kesaya tapi itu tidak sampai di meja saya,” ungkapnya terus terang.
Walau sudah siap berkompetisi dengan kandidat lainnya termasuk Kasman Lassa, Vera Laruni tetap mengaku mengedepankan politik bermartabat. Apa itu? Saat didatangi beberapa pemuda, meminta persetujuannya memasang baliho asal bukan Kasman (ABK) sontak ia melarang para pemuda untuk melakukannya.