Apa Jadinya Kalau Pengrajin Telur Asin Kehilangan Garam

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, SIDOARJO – Seiring naiknya harga dan langkanya garam di pasaran berdampak pada para perajin telur asin.

Seperti perajin telur asin di Desa Kebonsari Kecamatan Candi Sidoarjo, Jawa Timur. Naiknya harga garam tersebut, membuat sejumlah perajin telur asin menjerit.

Agar bisa terus memproduksi telur asin, para perajin rela mengurangi keuntungan hingga 25 persen, untuk biaya membeli garam di pasaran yang saat ini mencapai lebih dari Rp 400 ribu per 50 kilogram.

Padahal biasanya hanya mencapai harga Rp 150 ribu saja per 50 kilogram.

Para perajin mengaku pasrah dengan keadaan ini dan memilih tetap membuat telur asin tanpa mengurangi kadar garam, demi menjaga citarasa dan kepercayaan konsumen yang telah tersebar ke hampir seluruh Jawa Timur.

“Per hari para perajin ini menghabiskan 5 sampai 10 kilogram untuk membuat 600 hingga 1000 telur asin, dengan harga jual yang hanya Rp 3.500 per biji telur asin,” ungkap Selamet, perajin telur asin.

Para perajin berharap, keadaan ini tidak akan lama terjadi, karena akan semakin menyulitkan para perajin.

Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda harga garam di pasaran akan turun dan garam pun masih sulit ditemukan di pasaran.

(end/jpnn)

Pos terkait