PALU, PE – Ketua Bawaslu Sulteng, Ratna Dewi Pettalolo mengkritisi independensi media dalam pemberitaan Pilkada. Dia berharap media massa bisa bersikap independen dalam pemberitaan-pemberitaan menyongsong Pilkada serentak Desember mendatang. Dewi menyayangkan sikap sejumlah media yang menurutnya tidak lagi bersikap independen dalam pemberitaan dan mulai membentuk kiblat yang mengarah pada pasangan tertentu.
“Sebenarnya kami memahami betul bahwa selain menjalankan fungsinya, pers pun memiliki tujuan lain dalam keberadaannya yakni tujuan bisnis. Namun, kami berharap, tujuan itu tidak mengabaikan fungsi pers sebagai pilar keempat pembangunan,” ujarnya, Jumat 23 Oktober 2015.
Dalam kacamata pengawasan kata Ratna Dewi, menjelang momen Pilkada serentak, sejumlah perusahan media terlihat tidak lagi mengedepankan fungsi pendidikan dalam perannya. Dalam pemberitaannya pun media terlihat mulai mengarahkan dukungannya pada calon-calon tertentu sehingga tidak bersikap porposional dan berimbang dalam pemberitaan Pilkada.
“Kami sudah melihat media yang ini kiblatnya ke sini, yang ini kesini dan yang itu ke kandidat yang ini. Ini sebenarnya tidak memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Karena sudah tentu berita yang ditampilkan hanya yang baik melulu dari pasangan calon tertentu. Tidak menampilkan kelemahan-kelemahannya dan tidak menampilkan calon yang lain secara berimbang,” kritik Ratna Dewi.
Padahal kata dia, kehadiran pers sebagai pilar keempat pembangunan sedikit banyak mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan pilkada. Lewat pemberitaan yang sarat nilai edukasi, pers ikut melahirkan pemilih yang berkualitas dan rasional. Bukan pemilih yang pragmatis. Melalui pers pun terciptalah pemilih yang siap berperang melawan politik uang.
“Kami harap pers bisa memberi ruang yang sama bagi setiap kandidat dengan menampilkan kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Sehingga menjadi pendidikan politik bagi masyarakat untuk mengenal calon-calon pemimpinnya,” ungkapnya.
Dia pun berharap dukungan dan kerjasama yang baik, baik itu dari jurnalisnya maupun dari pemilik perusahaan media. “Karena tidak semua pemilik perusahaan adalah seorang jurnalis. Namun, bagaimanapun kami harapkan agar pers tidak mengabaikan fungsi edukasinya,” ujarnya. Untuk itu kata Ratna Dewi dalam waktu dekat Bawaslu akan menggelar pendidikan politik bagi media massa. “Sudah kami siapkan dalam waktu dekat ini,” tandasnya.(mrs)