“Sekarang tidak ada lagi yang terselubung. Tak ada kecurigaan atau kekawatiran tentang adanya gerakan-gerakan yang ingin mengganggu keamanan negara kita,”sebutnya. Setidaknya pula kata Hidayat, pemutaran film itu akan memberikan keyakinan bagi rakyat sebagai sebuah bangsa besar untuk tetap bersatau menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Paling tidak ini akan memberikan keyakinan kita sebagai bangsa, bahwa kita harus tetap bersatu untuk menjaga keutuhan NKRI. “Generasi yang menonton film itu akan melihat, itulah kondisi bangsa saat itu. Tapi sekarang kami yakin generasi bangsa sudah cerda. Karena itu kami yakin tidak akan lagi terjadi seperti itu,”jelasnya lagi.
Hidayat berharap sekaligus mengimbau masyarakat khususnya generasi muda untuk ikut menonton pemutaran film tersebut. “Agar mereka tau apa yang terjadi. Sehingga mereka bisa menjadi betul-betul mencintai bangsa dan negara ini,”pungkasnya. Kepala Kesbangpol Kota Palu, Sadly Lesnusa berpendapat sama. Dia menilai masyarakat bisa memetik pelajaran dari film itu untuk membangkitkan sebuah sikap nasionalisme dan cinta NKRI.
“Sekaligus mengajarkan generasi muda untuk menghindari prilaku intoleran,”katanya. Sejarah perjalanan bangsa menurutnya memang harus dikenakan kembali kepada masyarakat. Rencana pemutaran film itu menurutnya perlu didukung tanpa harus melihat polemik yang terjadi saat ini.
“Memang ada polemik yang berkembang atas rencana itu. Namun harusnya kita ambil sisi positifnya saja. Dan alhamdulillah polemik rencana pemutaran film itu tidak terjadi di Kota Palu,”jelasnya.
Terkait rencana pemutaran film, Sadly mengaku terus berkoordinasi dengan pihak terkait utamanya TNI. Menurutnya pemutaran film sepenuhnya dilaksanakan jajaran TNI. Menurutnya pula, tak ada rencana khusus untuk mengarahkan masyarakat ataupun siswa-siswi sekolah untuk menonton bersama penayangan film.
“Hanya sebatas koordinasi-koordinasi dalam beberapa pertemuan,”pungkasnya.
(mdi/Palu Ekspres)