PALU EKSPRES, PALU – Jajaran pengurus DPD Golkar Kota Palu, melakukan ziarah ke makam dua tokoh Partai Golkar. Ziarah dilakukan di makam almarhum Hagi Latjambo yang memimpin Golkar Kota Palu pada 1994 -1999 serta serta pusara Baso Lamakarate 1999 – 2004. Di masa kepemimpinan dua tokoh berbeda era ini, keduanya mencatat prestasi politik mentereng. Prestasi yang sepertinya sulit diulangi di era sekarang ini.
Hagi Latjambo seorang pensiunan pegawai Dinas Kehutanan, selepas dari pegawai langsung terjun ke politik dengan menjadi pengurus Golkar. Kebijakan Orde Baru yang memberikan ruang bagi birokrasi menjadi pengurus Golkar memberikan peluang terbuka bagi pria asal Sibonu – Sigi itu, melebarkan sayap di partai politik.
Tidak heran jika sejumlah jabatan politik penting di pernah disandangnya. Di antaranya, pernah menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar di DPRD Sulteng, sebelum akhirnya menjadi anggota DPR RI di Senayan mewakili Provinsi Sulawesi Tengah.
Kepemimpinan Latjambo di Golkar Kota Palu terbilang sukses dengan menguasai mayoritas kekuatan di DPRD Kota Palu sebanyak 15 kursi dari 30 kursi yang ada DPRD Kota Palu. Sisanya, dibagi oleh PPP dan PDI. Penggantinya, Baso Lamakarate juga mencatat prestasi mentereng selama memimpin Golkar Kota Palu pada 1999 – 2004.
Ayah dari Sekdaprov Sulteng Hidayat Lamakarate ini juga berhasil mendulang 15 kursi di DPRD Kota Palu pada pemilu 1999. Prestasi pensiunan Kepala Bidang Pemuda di Kanwil Dikbud Sulteng ini juga cukup gemilang. Usai mengantar Rusdi Mastura sebagai Ketua DPRD Kota Palu, Baso bahkan terpilih sebagai Wali Kota Palu yang berpasangan dengan Suardin Suebo.
Pemilihan yang berlangsung di DPRD Kota Palu, bahkan diikuti lima pasangan calon, antara lain Longki Djanggola – Mulhanan Tombolotutu, Karman Karim – Dewi C. Abdullah kemudian pasangan Rully Lamadjido – Redy Priambada sebagai incumbent serta pasangan Andand Umar Adnan berpasangan dengan Sahid Alimei.
Pasangan Baso-Suardin adalah wali kota dan wakil wali kota terakhir yang dipilih di DPRD sebelum akhirnya beralih ke pemilihan langsung oleh rakyat. Dalam catatan Palu Ekspres, perolehan suara 15 kursi yang pernah dicapai oleh dua tokoh Golkar ini di DPRD Kota Palu, hingga hari ini tak bisa lagi disamai oleh generasi penerusnya. Bahkan perolehan suara Golkar terus turun menjadi 9 kursi pemilu 2004 anjlok lagi pada pemilu 2007 menjadi 7 kursi lalu seret lagi pada pemilu 2014 dengan hanya 6 kursi.