Diskusi, Menambah Ilmu dan Membangun PD

  • Whatsapp

DISKUSI: Teman-teman Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Qaklamunh di IAIN Palu lagi diskusi di sela-sela latihan kejurnalistikan di Desa Tambu, Kabupaten Donggala beberapa waktu lalu.

HAI, sobat semua. Kali ini kita bahas tentang bagaimana menjaga sikap kita ketika kita beradu argumen atau pendapat dengan lawan bicara kita dalam forum resmi, semisal diskusi.
Siapa diantara kita yang pernah ikut diskusi? Baik itu diskusi dengan teman, sahabat, guru atau dosen maupun dengan keluarga. Pasti kita semua pernah berdiskusi kan?? apapun tema diskusinya. Entah itu isu ringan ataupun berat, namun yang namanya pernah beradu argumen itu artinya berdiskusi.

Sebenarnya neh kawans, banyak lho manfaat yang kita peroleh melalui forum diskusi. Misalnya neh, dapat teman baru, informasi baru atau juga tentunya ilmu baru. Nah, ngomong soal diskusi neh guys, tak lepas dari yang namanya kontrol emosi.  Sebaiknya neh guys, ketika diskusi jangan sampai kebawa emosi yah??? Kontrol dong esmosinya, eeeh, maksudnya emosinya, heheeee. Jangan sampai yang awalnya sebatas adu argumen, eeeh, malah ujungnya adu fisik. Kalau gini mah sob, parah namanya!

Sebaiknya ketika diskusi hindari egosentris dan ego pendapat. Maksudnya, jangan sampai kita maunya pendapat kita saja yang didengar. Sementara kita mengabaikan pendapat orang lain. Kalau seperti ini sob, namanya bukan diskusi. Tetapi upaya pemaksaan kehendak pada orang lain. Harus diingat, yang gini-gini ini yang ditentang azas-azas demokrasi pancasila.  Salah satunya: Jangan memaksakan kehendak pada oranglain.

Karena pada dasarnya, banyak manfaat yang kita dapat melalui forum diskusi. Seperti yang dikatakan salah satu Dosen Ilmu Kalam di IAIN Palu, Mujsin Ali.
Menurut dia, dengan diskusi, ilmu yang kita miliki akan diperoleh juga dengan lawan diskusi kita. Sehingga ilmu yang kita peroleh bermanfaat, bukan hanya bagi diir kita, tapi juga bermanfaat bagi orang banyak.

“Gunanya diskusi, itu untuk saling membagi ilmu yang di dapat. Entah itu ilmu yang di dapat oleh teman diskusi yang tamatan SMA, Aliyah ataupun SMK. Supaya ilmu yang kita punya bermanfaat,”katanya.

Pengalaman buruk saat diskusi pernah dialami salah seorang sahabat kita, Dina. Salah satu mahasiswi di perguruan tinggi di Kota Palu ini mengatakan pernah merasa kecewa dengan sikap salah seorang teman diskusinya yang terkesan egois dan menguasai sendiri materi diskusi.
Itu terjadi ketika, Dina sedang mengeluarkan pendapat, dan secara tioba-tiba, teman diskusinya itu langsung potong kompas alias memotong pendapat sobat kita ini. “Padahal kalau kita ngomong itu nggak boleh dipotong dulu. Selesaikan dulu argumen yang mau disampaikan baru disanggah dan jangan ngotot mau diterima argumennya kalau memang salah,” ujarnya.(muhammadarsyandi)

Pos terkait