Kebijakan Bebas Visa Untungkan Pemprov Sulteng
PALU, PE – Otoritas pengelola Bandar Udara Mutiara SIS Aljufri Palu, selama ini terus mengupayakan agar perluasan areal bandara terus dilakukan. Saat ini landasan pacu (runway) bandar udara terbesar di Sulteng itu, baru 2.250. Pihak Bandara maupun pemerintah provinsi mengupayakan agar landasan pacu bisa diperpanjang hingga 2.500 bahkan 3.000 meter. Wakil Ketua Komisi V DPR RI Muhidin Said bahkan meminta agar pembebasan lahan dipercepat sehingga bisa didarati pesawat berbadan lebar.
Menurut Muhidin, Komisi V yang membidangi sektor infrastruktur akan mengawal terus setiap usaha pemerintah provinsi dalam pembangunan infrastruktur di Sulawesi Tengah. ”Perpanjangan runway masih menjadi prioritas di komisi V maupun Kementerian Perhubungan. Sekarang panjangnya 2.250 diperpanjang jadi 2.500 bahkan hingga 3.000 meter,” jelas Muhidin yang dihubungi 29 November 2015.
Kepala Bandara Mutiara Palu, Benyamin Noach Apituley mengatakan pesawat berbadan lebar akan bisa mendarat di bandara kebanggaan masyarakat Sulawesi Tengah itu pada 2016. “Ya tahun depan kita targetkan Bandara Mutiara Sis Al Jufri (MSA) Palu bisa didarati pesawat- pesawat komersil berbadan lebar,” katanya di Palu, Sabtu, 28 November. Ia mengatakan hingga kini pesawat yang bisa mendarat masih terbatas karena disesuaikan dengan kondisi bandara, khususnya landasan pacu. Nanti jika landasan pacu sudah mencapai 2.500 meter, maka pesawat berbadan lebar seperti Wings jenis 900 dan Lion 800 sudah akan masuk dengan beban maksimum di Palu.
Sekarang ini, landasan pacu Bandara Mutiara sedang diperpanjang dan jika pekerjaan sudah rampung, maka landasan pacu akan menjadi 2.500 meter. Saat ini, kata dia, landasan pacu yang terpakai masih 2.250 meter.
Sementara maskapai yang melayani rute dari dan ke Palu meliputi Batik Air, Sriwijaya Air, Garuda Indonesia, Wings Air, Lion Air, Avia Star dan Express Air. Menurut dia, semakin banyak maskapai membuka rute ke Palu, maka akan semakin menguntungkan bagi pemerintah dan masyarakat di Sulteng.
Apalagi dengan adanya kebijakan pemerintah soal bebas visa bagi 94 negara di dunia, dipastikan membawa dampak positif terhadap kemajuan ekonomi masyarakat di provinsi ini akan semakin meningkat.
Pendapatan Asli Daerah (PAD), pendapatan perkapita masyarakat dan juga perolehan devisa dari kunjungan wisatawan ke depan dipastikan semakin meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Disamping itu, arus penumpang yang tiba dan diberangkatkan dipastikan pula semakin meningkat seperti yang terjadi dalam kurun tiga tahun terakhir ini jumlah penumpang cenderung meningkat signifikan.
Sebelumnya, kata dia, arus penumpang yang diberangkatkan hanya berkisar 800 orang per hari. Tetapi sekarang ini mencapai 1.500 orang per hati.
Pada 2016, arus penumpang dipastikan lebih banyak lagi karena selain prasana dan fasilitas bandara semakin memadai, juga kebijakan bebas visa akan mendorong investor dan wisatawan berdatangan ke Sulteng. (kia/*)