Menteri Kesehatan RI, Prof. DR.dr. Nila Moeloek diterima langsung Gubernur Sulawesi Tengah Drs Longki Djanggola bersama Wakilnya H Sudarto di bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, Selasa 2 Maret 2016. (Humas Pemrov Sulteng)
PALU, PE – Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Nila Moeloek, mengatakan penyakit schitosomiasis yang ditularkan melalui keong saat ini telah menjadi perhatian khusus Word Health Organization (WHO). Namun begitu, penyakit endemik dari wilayah Sulteng ini menurutnya juga perlu ditangani bersama secara komprehensif oleh semua pihak.
Hal ini disampaikan Menkes saat bertatap muka dengan Gubernur Sulteng Longki Djanggola di bandara Mutiara Sis Aljufri Palu, Selasa 2 Maret 2016. Kedatangan Menkes untuk menghadiri kegiatan musyawarah kesehatan nasional di hotel Mercure Palu.
“Penanganan Schtosomiasis perlu dilakukan secara terpadu dari berbagai sektor. Makanya pihak terkait utamanya dinas eksehatan setempat secara terpadu dapat menyampaikan kepada pemerintah pusat dengan harapan Menko PMK dapat melakukan penekanan penanganan secara terkoordinasi agar tantangan ini dapat terjawab,”kata Menkes kepada Gubernur Sulteng Longki Djanggola.
Menurut Menkes dalam kesempatan singkat itu, dalam menurunkan prevalensi Schitosomiasis ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Itu antara lain pemeriksaan rutin, pengobatan, uji laboratorium serta menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang handal dibidangnya.
Masukan Menkes ini disampaikan untuk menanggapi penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Sulteng, Ansyayari yang disampaikan sebelumnya. Dimana Ansyayari mengatakan, bahwa penyakit Schitosomiasis adalah penyakit yang hanya ada di Sulteng. Virus ini berkembang di wilayah Danau Lindu Kabupaten Sigi dan dataran tinggi Napu Kabupaten Poso.
Penyebaran penyakit ini kata Ansyayari ditularkan melalui hewan seperti keong dan tikus. Cara penyebarannya yaitu masuk melalui pori – pori manusia dan berkembang dalam tubuh.Penyakit ini menurutnya menyebabkan perut buncit dan bisa menyebabkan kematian.
Menurutnya, Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, memang telah memberikan perhatian serius terhadap penanggulangan penyakit Schitosomiasis ini. Perhatian itu kemudian ditindaklanjuti dengan membentuk tim terpadu penaggulanagan penyakit tersebut.
“Namun hingga saat ini prevalensinya masih fluktuatip. Untuk itu diharapkan penanganan yang serius dari Pemerintah Pusat melalui kementerian kesehatan,”curhat Ansyayari.
Gubernur Sulteng, Longki Djanggola berharap pemerintah melalui kementerian kesehatan dapat memberikan perhatian serius terhadap pemberantasan penyakit Schitosomiasis yang berasal dari wilayah Sulteng itu. “Sudah ada dampak yang terjadi bagi masyarakat makanya perlu penanganan secara terpadu dari semua sektor dan dukungan pembiayaan,”demikian harap Longki.(*/mdi)