Upaya untuk menghadirkan event yang berkualitas, belum dibarengi dengan kesiapan panitia dengan baik. Masih ditemui kekurangan mendasar yang mestinya bisa diatasi. Pertama adalah keluhan parkir. Di arena Sulteng Expo sejak pembukaan, keluhan soal perilaku juru parkir yang ambil untung secara sepihak terus disuarakan. Ketua Panitia Sulteng Expo 2018, Sandra Tobondo tampaknya tidak bisa berkutik atas aksi sepihak juru parkir ini.
Padahal sepekan sebelumnya di hadapan sejumlah wartawan di ruang PPDI Pogombo Kompleks Kantor Gubernur, ia sudah menjanjikan akan bersikap tegas terhadap pelaku parkir yang menerapkan tarif di atas ketentuan Perda Parkir, Rp2.000 untuk R2 dan Rp.4000 bagi R4.
Di lini media sosial, keluhan ini adalah yang paling disorot. Harganya pun naik ugal-ugalan, Rp5.000 untuk R2 dan Rp10.000 untuk R4. Ini berlaku untuk sekali parkir. Keluhan datang dari pelaku IKM yang harus mengedrop barangnya. Sehari mereka harus 3 – 4 kali keluar masuk.
Itu berarti harus mengeluarkan Rp30 ribu hingga Rp40 ribu sehari hanya untuk parkir. ”Mudah-mudahan Pemprov bisa mendengar keluhan ini,” tulis salah satu netizen di laman facebooknya. Saat menggelar konferensi pers, Sandra Tobondo berjanji akan mengerahkan Pol PP untuk mengawasi persoalan tarif parkir. Sayangnya, komitmen ini belum bisa dipenuhi. Berikutnya adalah janji panitia CCM yang akan menyediakan 10 ribu kotak makanan untuk warga saat pelaksanaan CCM.
Kemarin makanan yang dijanjikan itu tak tampak di deretan meja yang disiapkan. Hendrik Liswanto alias Acheo di depan wartawan berjanji menyediakan kuliner gratis. Palu Ekspres yang berada di venue utama CCM 2018, sejak pukul 04.00 tidak mendapati kuliner yang dijanjikan itu.
Deretan meja dengan panjang sekira 50-an meter itu kosong melompong tidak ada tumpukan dos makanan seperti yang dijanjikan sepekan sebelumnya. Dari pantauan Palu Ekspres hanya ada dua meja tersedia makanan. Dan ludes seketika diserbu warga. Salah satu usaha katering yang memasok makanan ke stand kuliner, keukeuh mengaku sudah mengedrop makanan untuk warga.
Saat didesak terus, jawabannya berubah-ubah. Awalnya ia mengaku, sudah menyetok makanan sejak subuh. Namun saat dijelaskan, jawabannya berubah lagi. Menurutnya mobil yang membawa makanan tidak bisa mengakses ke arena karena lautan manusia. Akibatnya, warga mengambil sendiri makanannya di dalam mobil.
Saat dikejar dengan pertanyaan, ibu berjilbab ini berubah lagi, katanya makanan sudah diletakkan di bawah sepanjang jejeran meja. Belum sempat disajikan kata dia, warga sudah mengambil sendiri makanannya. Hal itulah yang membuat pengunjung lainnya tidak kebagian. Terakhir ia mengubah lagi jawabannya.
”Makanannya sudah ada tapi warga ada yang mengambil dua sampai tiga bungkus, jadinya cepat habis,” katanya. Entah mana yang betul dari jawaban yang empat kali berubah itu. Pastinya, sejak bendera star dikibarkan pada pukul 04.14 wita bagi pelari 42K, sepuluh ribu kotak makanan yang dijanjikan tidak terlihat. Atau setidaknya jumlahnya tidak seperti yang dijanjikan Acheo di hadapan wartawan sepekan sebelumnya.
(kia/Palu Ekspres)