Cerita di Balik Pembangunan Masjid Agung Darussalam Palu

  • Whatsapp

Konstruksi bangunan Masjid Agung Darussalam Palu, kata Helmy cukup banyak mengintip model konstruksi asal Eropa. Hal ini tidak mengherankan, karena kata dia, pembangunan Masjid Agung menggunakan jasa seorang konsultan bernama Ir. Amir Matura, Insinyur lulusan Cekoslowakia, sebuah negara di Eropa Tengah.

Sehingga dijelaskannya, meskipun bangunan Masjid hanya berbentuk kubus, namun kekuatan konstruksi bangunan Masjid Agung tergolong sangat kokoh. “Masjid ini tidak ada model sebenarnya, tetapi kokohnya luar biasa. Kalau dihitung sekarang sudah sekitar 40 tahun tidak ada yang goyang, meskipun beberapa kali gempa mengguncang Palu dan sekitarnya,” katanya meyakinkan.

Bacaan Lainnya

Selain itu, kata Helmy yang pernah menjadi Wakil Ketua DPRD Sulteng ini, marmer yang digunakan untuk melapisi beton baik di bagian lantai maupun tiang Masjid, menggunakan marmer Beteleme asli, yang memang terkenal dengan keawetannya. Hal ini terlihat, meskipun telah berusia puluhan tahun, namun marmer di dalam Masjid rata-rata masih terlihat utuh, tidak memudar dan tidak retak.

“Marmer ini merupakan partisipasi masyarakat, dan tidak dibeli,” imbuhnya.
Ia berharap, sejarah Masjid yang dibangun dengan modal APBD Provinsi serta sikap gotong royong masyarakat, dapat menjadikan Masjid Agung sebagai Masjid kebanggaan warga Sulteng, yang betul-betul lahir dari hasil keringat masyarakat Sulteng.

Hal ini juga diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki bagi seluruh masyarakat Sulteng, yang nantinya secara sadar ikut serta memelihara dan menjaga identitas Masjid Agung Darussalam sebagai milik masyarakat Sulteng.

“Masjid Agung juga hadir atas sinkronisasi yang sangat kuat antara ulama dan pemerintah. Bagaimana Masjid ini lahir dari gagasan para ulama, dan disambut dengan baik oleh Gubernur saat itu,” tandas Helmy.

TERUS LAKUKAN PEMBENAHAN FISIK

Pos terkait