Rekapitulasi di KPU Parimo Dijaga Ketat Ratusan Aparat Keamanan

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PARIMO – Kurang lebih 500 personel polisi Polres Parigi Moutong disiagakan untuk pengamanan pelaksanaan rapat pleno rekapitulasi penghitungan perolehan suara di kantor KPU Parimo, Rabu (4/7/2018).

Kapolres Parimo, AKBP Sirajuddin Ramly di Parigi mengatakan, pengamanan rekapitulasi ditingkat kabupaten juga melibatkan aparat TNI sejak pemungutan suara.

Bacaan Lainnya

“Jumlah keseluruhan kurang lebih 800 personel, yang disiagakan di kantor KPU sebanyak 500 personel sudah termasuk bantuan personel dari Polda Sulteng dan TNI,” ungkapnya.

Menurutnya, pengamanan pilkada di kabupaten itu dilakukan secara maksimal sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) dengan melibatkan sejumlah kendaraan kendaraan operasional, termasuk satu unit mobil, water canon, milik Polres Parimo.

Kondisi ini kata Kapolres, akan berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 4 hingga 6 Juli 2018, sesuai jadwal dan tahapan rekapitulasi perolehan suara.

“Tahapan rekapitulasi ditingkat KPU merupakan tahapan yang cukup krusial, oleh pimpinan polri kami diperintahkan agar melakukan pengamanan secara maksimal,” ujarnya.

Sejauh ini kata dia, pasca pemungutan suara 27 Juni lalu situasi Parigi Moutong tetap aman dan kondusif, meskipun sempat terjadi gejolak yang sifatnya insidentil masih bisa teratasi.

“Kalau tahapan rekapitulasi ini aman, tahapan-tahapan lainnya dinilai aman karena tahapan rekapitulasi itu adalah penentu,” ujarnya.

Pantauan Palu Ekspres, rekapitulasi di kantor KPU berjalan kondusif dan dijaga ketat aparat kepolisian, pengamamnan itu hingga radius kurang lebih 50 meter dari kantor KPU Parimo. Hal ini bertujuan untuk menghindari-hal-hal yang tidak diinginkan.

Ia mengimbau, setelah selesai rekapitulasi dan penetapan pemenang Pilkada Parimo, agar masyarakat kembali merajut tali persaudaraan yang mungkin sempat saling tersinggung pada saat momen Pilkada.

“Perbedaan sikap dan pilihan politik merupakan hal yang wajar dan situasi politik itu tidak perlu kita bawa ke dalam pergaulan sehari-hari, olehnya itu mari kita berinteraksi seperti biasa tanpa ada selisih paham karena itu lah sejatinya demokrasi,”ungkapnya.

Pos terkait