PALU EKSPRES, PALU – SMP Negeri 5 Palu mulai tahun ajaran 2018/2019 mulai menerapkan Five Days School (FDS) atau lima hari sekolah. Kepala SMPN 5 Palu, Ramlah M. Siri mengungkapkan, salah satu alasan utama penerapan FDS di sekolah yang dipimpinnya, adalah untuk memperkuat pendidikan karakter bagi peserta didik, utamanya melalui pendidikan keluarga.
“Tujuannya untuk memperkuat pendidikan keluarga. Libur dua hari pada Sabtu dan Minggu tentu dapat dimanfaatkan orang tua dan anak-anak, mereka jadi memiliki waktu lebih banyak untuk saling berinteraksi,” jelas Ramlah, Jumat 20 Juli 2018.
Menurutnya, pendidikan keluarga merupakan salah satu pilar utama yang menentukan kesuksesan seorang anak, khususnya di luar jam sekolah. Sehingga, dipandang perlu untuk meningkatkan peran keluarga dalam pengembangan karakter anak, melalui penerapan FDS.
“Pendidikan keluarga sangat penting dalam tumbuh kembang seorang anak, karena keluarga dapat mengembangkan karakter anak. Perlu diketahui, keluarga adalah pilar utama untuk menentukan kesuksesan anak setelah di luar jam sekolah,” ujarnya.
Ramlah juga mengaku secara rutin mengingatkan kepada para orang tua peserta didik, untuk bersama-sama menjalankan peran mengontrol dan membimbing para peserta didik. Sebab menurutnya, pengembangan karakter anak didik membutuhkan kerja sama antara sekolah dan keluarga, utamanya orang tua.
“Ini penting, jika tidak maka anak-anak bisa tergelincir pada pergaulan yang salah, karena mereka salah memilih teman pergaulan,” tegasnya.
Selain FDS, Ramlah juga mengungkapkan SMPN 5 Palu saat ini mengembangkan program pendidikan ramah anak dan mengajar dengan hati, yakni program yang mendorong sekolah menciptakan suasana nyaman bagi anak-anak, sehingga mereka merasa betah berada di sekolah, apalagi pada pelaksanaan FDS jam sekolah akan lebih panjang dibanding enam hari sekolah.
“Selain itu, jangan ada jarak antara guru dengan siswanya. Harus dihilangkan sekat pemisah antara guru dengan peserta, sehingga setiap peserta didik merasa aman berada di samping para gurunya. Itu baru namanya sekolah sebagai rumah kedua bagi mereka,” pungkasnya.