BAHAS BERAS – Gubernur Longki Djanggola berbincang akrab dengan Danrem 132 Tadulako Kol. Inf, Muh. Saleh Mustafa sebagai pelaksana Upsus Pajala, melaporkan kondisi perberasan di Sulteng, Rabu 13 Juli 2016. (ADIMAN – HUMAS PEMPROV)
Danrem: Beras Sulteng Dijual Keluar Daerah
PALU, PE – Gubernur Sulteng diminta segera mengeluarkan surat edaran yang mengatur tata niaga beras di wilayah Sulawesi Tengah. Surat Edaran (SE) itu dianggap mendesak untuk merespons tingginya harga beras di pasaran walaupun petani di Sulawesi Tengah sedang mengalami masa panen.
Tingginya harga beras disebabkan hasil panen petani banyak dijual keluar daerah.
Hal ini terungkap pada pertemuan antara Danrem 132 Tadulako Kol. Inf, Muh. Saleh Mustafa dan Kepala Bulog Sulawesi Tengah Achmad Ma’mun. Danrem melaporkan kondisi perberasan di Sulteng dalam kapasitasnya sebagai pelaksana upaya khusus (Upsus) Pajala yang diprakarsai oleh prajurit TNI.
Saat ini harga beras di Sulteng di tingkat petani per kilo antara Rp11 ribu – Rp13 ribu per kilogram. Sebelumnya harga beras berkisar antara Rp450 ribu sampai Rp470 ribu per/50 kg. Baik Danrem maupun Bulog, menenggarai masih tingginya harga beras di Sulteng karena banyak dijual keluar daerah. Untuk mengerem praktek ini, Danrem menyebutkan perlu intervensi Gubernur melalui surat edaran. Tak hanya soal kondisi pangan yang dibahas pada pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Gubernur, Rabu 13 Juli tersebut.
”Dimasa panen seperti sekarang mestinya kita surplus beras dan harga bisa kompetitif. Tapi sekarang harga tetap tinggi, ini karena ada yang menjualnya keluar wilayah Sulteng,” lapor Danrem kepada Gubernur yang saat itu didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Elim Somba dan Karo Administrasi Perekonomian, Tuty Zarfiana. Tak hanya soal beras, Danrem Saleh Mustafa meminta Gubernur menjadi Inspektur Upacara pada HUT TNI 5 Okotober mendatang. (kia/humas)