PALU EKSPRES, PALU – Komposisi bakal calon anggota calon legislator (caleg) dari daerah pemilihan (dapil) Sulteng IV, bakal diisi wajah baru. Disamping petahana yang masih mencalonkan, munculnya wajah-wajah baru membuat lapangan persaingan bakal susah ditebak. PKS yang masih akan menjagokan petahana perempuan, Sri Atun. Politisi low profile ini bakal diadang mantan koleganya di PKS Chandra Ilyas. Chandra sendiri sejak lama sudah hengkang ke NasDem. Mantan politisi PKS ini pernah menjadi anggota DPRD Sulteng periode 2010 – 2014. Bersama partai barunya, Chandra berharap mendapat tuah dari pencitraan partai yang cukup masif dalam lima tahun terakhir ini. ”Saya mempunyai keyakinan NasDem bisa mendapat satu kursi di dapil Banggai-Bangkep,” yakinnya. Chandra sendiri mengaku, sejauh ini terus mensolidkan simpul-simpul pemenangan di daerah basis. Baik melalui organ partai maupun simpul-simpul melalui komunitas atau paguyuban yang berjalan secara konsisten.
Ismail Yunus. Foto: Dok. Palu Ekspres
Sedangkan Partai Golkar, komposisi calegnya belum banyak berubah. Caleg Golkar yang terpantau di KPU, masih terus mempertahankan wajah lama. Golkar juga berambisi meraih dua kursi dari dapil Sulteng IV tersebut. Karena itu, pilihan untuk mencalonkan kembali politisi senior tak bisa dielakkan. Nasher Djibran kembali diplot menempati nomor urut 1. Sekadar catatan, Nasher Djibran termasuk politisi dengan masa pengabdian terpanjang di DPRD Sulteng. Mantan pengurus Kadin Sulteng ini telah menghuni Kantor DPRD Sulteng selama 4 periode. Jika ia kembali terpilih pada pemilu legislatif 2019, total Nasher akan menghabiskan waktunya 25 tahun sebagai anggota DPRD Sulteng. Sebenarnya Nasher Djibran tidak sendiri. Koleganya, Yus Mangun dari dapil Poso, Touna dan Morowali juga sudah tercatat 4 periode. Pada pemilu 2019, seperti yang terpantau di KPU Sulteng, putra sulung mantan Ketua PDM Muhamadiyah Poso – almarhum Yahya Mangun ini, kembali dijagokan Partai Golkar untuk meraih kursi dari dapil yang sama. Jika terpilih, Yus juga akan menggenapi masa pengabdiannya sebagai wakil rakyat – selama lima periode. Selain itu, Partai Golkar tampaknya berambisi mengembalikan kedigdayaannya. Pemilu 2014 lalu partai ini sempat kehilangan 1 kursi. Karenanya, selain menjagokan Nasher Djibran, politisi gaek Busta Kamindang tampak kembali dicalonkan. Ia menduduki list nomor 2 di dapil penghasil mutiara tersebut. Selama ini, Golkar memang sukses mengirim dua kursi dari wilayah timur Sulawesi Tengah ini. Namun pada Pemilu 2014, Busta yang dicalonkan partainya ke Senayan. Namun gagal. Kegagalan yang sekaligus mengakhiri dominasi partai ini sebagai pengumpul kursi terbanyak dari dapil Banggai-Bangkep. ”Tahun ini kami ingin kembali meraih kejayaan itu,” ungkap Sekretaris DPD Golkar Sulteng, Amran Bakir Nai SH. Sedangkan PDIP tampaknya masih tetap mempertahankan srikandinya – Sri Indraningsih Lalusu untuk mendapatkan jatah 1 kursi di dari dapil itu. Lalusu memang terbukti mampu mendulang suara signifikan. Ini terbukti raihan suaranya tertinggi yakni 13.673 suara pada pemilu 2014. Ia bahkan memgalahkan jago Golkar Nasher Djibran yang hanya mengumpulkan 12.139 suara pada pemilu 5 tahun lalu. Ketua DPD PDIP Muharam Nurdin bahkan optimistis tradisi kursi dari dapil Banggai-Bangkep bisa dipertahankan. ”Kita yakin. Beliau ini profilnya sangat kuat di sana. Apa lagi selama ini sudah banyak membantu aspirasi rakyat Banggai dan Bangkep,” ungkap politisi yang pernah diplot dari dapil Banggai Bangkep ini. Partai lainnya, seperti Hanura juga masih mengandalkan figur muda berstatus petahana Ismail Yunus. Di Pemilu lalu, Ismail Yunus mengantongi 4.873 suara. Keyakinan terhadap figur peramah ini, tercetus dari kader muda Hanura di Luwuk Irfan Bungaadjim. Ismail Yunus katanya mempunyai modal sosial yang cukup untuk mempertahankan kursinya di DPRD Sulteng. Tak bermaksud mengkapitalisasi posisinya sebagai putra mantan Bupati Banggai HM Yunus, namun sosok petahana ini ungkap Irfan memang cukup dekat dan familiar dengan masyarakat. ”Kita optimistis koq. Dari sosialisasi yang kita lakukan selama ini, penerimaan warga cukup bagus,” ungkap Irfan serius. Sedangkan PAN, tampaknya masih akan menjagokan politisi mudanya Ronald T Gula. Ronald dengan dukungan fanatik massa, seperti yang ditunjukkannya pada pemilu 2014, diprediksi bakal melenggang mulus ke DPRD Sulteng untuk kedua kalinya. Keyakinan yang sama juga datang dari partai berlogo mercy – Partai Demokrat. Zulfakar Nasir yang kembali diplot mempertahankan kursi diramalkan bakal melenggang mulus untuk melanjutkan setengah periode di DPRD Sulteng. Zulfakar adalah pengganti antarwaktu Mustar Labolo yang kini hengkang menjadi Ketua DPD Partai Gerindra Banggai. ”Saya sudah menjajaki kemungkinan kita bisa dapat satu lagi,” ungkap Zulfakar.
Selanjutnya Partai Gerindra. Sekalipun kehilangan sosok berpengaruh almarhum Djafar Tongko di daerah itu, Namun Gerindra dengan posisi Wabup Mustar sebagai ketua partai di daerah itu, dianggap mampu membawa aura positif untuk mempertahankan kursinya. Sementara partai-partai baru seperti PSI dan Partai Berkarya belum terlihat figurnya yang menonjol. Namun seperti yang dikemukakan oleh staf pengajar Fisip Untad Slamet Riyadi Cante, caleg dari partai pendatang baru tak bisa dianggap remeh. Karena pemilihan caleg adalah soal figur. Sedangkan partai hanya instrumen. ”Siapa yang figurnya kuat dan dikenal masyarakat, besar kemungkinan akan dipilih,” katanya.