Dilema Penyaluran Bantuan untuk Korban Gempa Lombok, Pengungsi Butuh Terpal dan Air Bersih

  • Whatsapp
PENGUNGSI

PALU EKSPRES, MATARAM – Persoalan Lombok di tengah masa tanggap darurat tidak hanya masih dihantui gempa susulan dan gempa utama yang berpindah. Tapi penyaluran yang belum menjangkau seluruh wilayah terdampak.
Meski petugas gabungan dan relawan dari sejumlah lembaga sosial memberikan bantuan dan trauma healing, namun persoalan mendasar lainnya tak kunjung tuntas. Penyaluran bantuan logistik berupa bahan makanan, terpal dijadikan tempat sebagai untuk perlindungan di pengungsian, selimut
, dan lainnya masih dibutuhkan. Semua itu belum terdistribusi dengan baik.
Sutaryo selaku Komandan Posko Induk Penanganan Bencana Lombok dari Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengungkap, bantuan tidak pernah cukup bagi korban. Setiap yang datang langsung habis.

Tenaga medis saat menangani anak-anak yang menjadi korban gempa di Lombok pada Minggu (5/8/2018). (Dery Ridwansyah/JawaPos.com)
ACT merupakan salah satu lembaga sosial yang sudah terlibat sejak gempa Minggu (29/7/2018). Hingga kini relawannya masih tersebar di beberapa daerah yang terdampak parah akibat gempa. Menurutnya ada dilema dalam penyaluran bantuan. Jika menjangkau daerah yang jauh dan sulit, maka korban yang daerah terlintasi akan merasa cemburu. Mereka juga mengaku juga membutuhkan bantuan.
Sebaliknya menyalurkan di daerah terdekat yang belum mendapatkan bantuan, maka daerah yang disinyalir parah tak akan pernah mendapat bantuan. Sebab, bantuan untuk mereka selalu tercegat di tengah jalan.
“Saat ini Kecamatan Sembalun dan Sambelia warganya belum mendapat bantuan seperti daerah lain,” ujar Sutaryo kepada JawaPos.com saat ditemui di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin (20/8).
Dari data ACT, pihaknya telah mendirikan 97 posko. Semua itu terdiri atas Posko Induk di Kantor Cabang ACT NTB di Kota Mataram; 8 posko wilayah; 44 Posko Unit; dan 44 Posko dapur
umum.
Untuk posko wilayah posisinya berada di delapan kecaman yang terdampak cukup parah. Sementara posko dapur umum selain berbentuk food
truck juga ada dapur umum yang dikelola relawan dan pengungsi sendiri.
Dia menyebut setiap bantuan yang dibawa ACT selalu habis seketika. Sebelumnya sudah didistribusikan 750 ton bantuan logistik dari gudang utama. Lalu datang lagi 850 ton bantuan yang dibawa dengan KRI Banjarmasin dari Jakarta pada Senin (19/8). Diperkirakan bantuan dari Kapal Kemanusiaan Lombok (KKL) itu akan tuntas dibongkar dari Pelabuhan Carik, Lombok Utara pada Rabu (22/8). “Kami berharap bantuan yang banyak ini dapat menjangkau daerah yang belum tersentuh,” sebutnya.

Pos terkait