PALU EKSPRES, PALU – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Prof. Muhadjir Effendy menegaskan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terus berkomitmen penuh untuk mendukung proses pemulihan pendidikan di Sulteng, khususnya bagi beberapa daerah yang sebelumnya terdampak bencana alam gempa bumi, tsunami dan likuefaksi.
Hal ini disampaikan Muhadjir, pada Apel Pencanangan Anak Sulteng Bangkit Lebih Hebat, di lapangan Pogombo Kantor Gubernur Sulteng, Sabtu 17 November 2018. Pada kesempatan tersebut, Muhadjir secara sibolis turut memberikan bantuan kepada para peserta didik dan guru terdampak bencana, serta memberikan bantuan tunjangan khusus guru dan alat IT kepada para Kepala Daerah dari Kota Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong.
“Tidak hanya sekadar bicara, tetapi Kemendikbud juga Insyaallah akan terus memberikan dukungan bagi sekolah-sekolah yang ada di Sulteng,” kata Muhadjir.
Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulteng menyebutkan, sejumlah 1.257 satuan pendidikan di Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong terkena dampak bencana. Selain itu, sebanyak 184.876 orang peserta didik yang terdampak bencana, di antaranya 202 orang meninggal dunia, 178 orang hilang dan 26 orang luka berat. Sedangkan jumlah guru dan tenaga kependidikan yang terkena dampak bencana sebanyak 13.229 orang, yang di antaranya 48 orang meninggal dunia, 34 orang hilang dan 11 orang luka berat.
Total bantuan dari Kemendikbud untuk sekolah-sekolah yang terdampak bencana berjumlah Rp245.550.340.000 (245 Milyar lebih), yang terbagi dalam beberapa item seperti pembangunan kelas darurat, bantuan peralatan praktik, psikososial, rehabilitasi kelas, renovasi sekolah, seragam sekolah, buku bacaan, beasiswa khusus bencana, dan beberapa jenis bantuan lainnya.
“Saya kira bukan hanya saya yang berpikir bagaimana sekolah-sekolah harus kembali bergerak, jangan sampai anak-anak tidak bisa sekolah dan tidak bisa belajar, apapun kondisinya,” tegas Muhadjir lagi.
Sementara itu, Sekretaris Provinsi (Sekprov) Sulteng, Moh. Hidayat Lamakarate berharap agar pelaksanaan pemulihan infrastruktur pendidikan di daerah-daerah terdampak bencana di Sulteng, dapat diselesaikan dalam jangka waktu dua tahun ke depan. Agar pelayanan pendidikan pascabencana dapat segera normal kembali.