TULIS MUSHAF – Para Santri yang berasal dari berbagai Ponpes di Sulteng, saat menulis mushaf Al-Quran, di aula Kanwil Kemenag Sulteng, Rabu 12 Oktober 2016 kemarin. (IMAM/PE)
PALU, PE – Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia merupakan salah satu negara, yang dikenal banyak melahirkan pembaca-pembaca Al-Quran terbaik di dunia. Untuk lebih mendekatkan Al-Quran, serta menjadikan Al-Quran sebagai panduan utama bagi masyarakat, khususnya yang beragama Islam, selain budaya membaca, dibutuhkan pula budaya menulis Al-Quran.
Hal ini menjadi inti semangat, digalakkannya pencanangan budaya penulisan mushaf Al-Quran, oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI, melalui kegiatan penulisan mushaf Al-Quran secara massal oleh ribuan santri di seluruh Indonesia, Rabu 12 Oktober 2016 kemarin. “Kegiatan ini, mendorong budaya penulisan Al-Quran, sehingga Al-Quran itu bukan hanya bagus ketika kita lafalkan (ucapkan), tetapi juga ketika kita menulisnya, ini juga menjadi bagian dari kita menjaga Al-Quran itu,” kata Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenag Sulteng, Abdullah Latopada, pada kegiatan penulisan mushaf massal, di aula Kanwil Kemenag Sulteng, Rabu 12 Oktober 2016.
Kegiatan menulis mushaf secara massal di Kanwil Kemenag Sulteng, melibatkan 604 orang santri, yang berasal dari 10 Pondok Pesantren (Ponpes) di Sulteng. Yaitu, Ponpes Jabal Nur Kabupaten Sigi, Ponpes Putri Alkhairaat Palu, Ponpes Nurul Falah Palu, Ponpes Putra Alkhairaat Palu, Ponpes Manbaush Sholichin Palu, Ponpes Hidayatullah Palu, Ponpes Raudhatul Mustafa Lil Khairaat Palu, Ponpes Al-Istiqamah Ngatabaru Sigi, Ponpes Madinatul Ilmi Dolo Sigi, dan Ponpes Nahdlatul Khairaat Kabupaten Donggala.
Masing-masing santri diberikan bagian untuk menulis dua halaman mushaf Al-Quran. Kegiatan penulisan mushaf ini, merupakan rangkaian kegiatan menyambut Hari Santri Nasional, yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober. “Pondok Pesantren, sebagai institusi pendidikan tertua di Indonesia, memiliki andil yang sangat besar terhadap pencapaian kemerdekaan Indonesia. Perjuangan para santri dalam memerdekakan Indonesia tidak boleh dipandang remeh,” ujar Abdullah.
Kegiatan yang dilaksanakan serentak di Kantor-kantor Wilayah Kemenag seluruh Indonesia, termasuk di Sulawesi Tengah, diluncurkan dan dipantau langsung oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifudin melalui video conference. “Hari Santri Nasional merupakan bentuk pengakuan pemerintah, terhadap peran santri dalam perjuangan kemerdekaan, serta mengisi dan melanjutkan pembangunan bangsa. Kami tentu berharap, agar para santri terus menjaga komitmen tersebut,” kata Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifudin, dalam sambutannya melalui video conference.
Lukman mengungkapkan, mushaf-mushaf yang ditulis oleh para santri di seluruh Indonesia Rabu kemarin, akan dinamakan “Mushaf Santri”. Selain itu, melalui kegiatan pencanangan budaya menulis Al-Quran, ke depannya Indonesia akan dikenal sebagai negara yang tidak hanya memiliki banyak pembaca Al-Quran, tetapi juga memiliki banyak penulis Al-Quran. (mg01)