Kopi Kapal Api Gelar Nobar Film di Huntara Petobo

  • Whatsapp

PALU EKSPRES, PALU – Puluhan anak usia SD dan sebagian masih TK duduk rapi di di depan layar berukuran 4×4 meter. Mereka sedang menantikan pemutaran film bertema pendidikan di kompleks hunian sementara (huntara) Petobo, Minggu 3 Februari 2019.

Mereka terlihat antusias menunggu dimulainya film. Seperti yang dikemukakan Alan (4) murid TK yang mengaku tak sabar menunggu dimulainya film tersebut. ”Saya dengan kakak nonton,” katanya polos.

Bacaan Lainnya

Ifah (12) siswa SDN Petobo juga mengaku, gembira dengan pemutaran film tersebut. Ia malah datang dengan ibunya untuk menonton film yang baru pertama dilangsungkan di kompleks huntara Petobo itu.

Panitia pelaksana, Yourino menjelaskan pemutaran film hasil kerjasama dengan Kopi Kapal Api dan Nebula FM adalah sebagai upaya pemulihan trauma bagi warga korban gempa khsususnya anak-anak. ”Kita pilih film yang bertema pendidikan dan keluarga. Ini tidak hanya menyuguhkan hiburan namun juga pendidikan bagi anak-anak korban gempa,” ungkap Yourino, Minggu 3 Februari lalu.

Bersama kopi kapal api, mereka akan roadshow ke sejumlah sentra pengungsian untuk memutar film bertema pendidikan dan keluarga. Total kata dia, ada 18 titik pengungsian yang ditargetkan. Ini adalah bagian dari psikososial kepada anak-anak korban gempa, agar mereka terlepas dari trauma musibah yang mereka alami.

Dalam pertunjukan perdana itu, kopi kapal api dan Nebula FM, memutar film berjudul Jembatan Pensil karya sutradara Hasto Broto.

Film anak ini menceritakan kisah pendidikan anak yang jauh dari kata layak, bahkan ada dialog yang menyebutkan bawah kelas tempat mereka belajar seperti “kandang sapi”
Sekolah tempat mereka belajar tidak memiliki lantai, jendela, bahkan pintu. Nama sekolah itu SD Towea, lokasinya di pinggir pantai, rumah mereka saling berjauhan, bahkan ada beberapa anak yang harus menyeberang jembatan yang sudah sangat rapuh.

Terdapat 5 orang sahabat, diantaranya Nia, Yanti, Azka, Inal, dan Ondeng. Mereka semua adalah contoh persahabatan yang tulus, walau Ondeng memiliki keterbatasan mental, juga Inal yang tidak bisa melihat, mereka saling membantu satu sama lain.

Pos terkait