TUKAR CINDERAMATA – Gubernur Longki Djanggola menyerahkan cinderamata kepada Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri Reydonnyzar Moenek. (HUMAS PEMPROV)
Gubernur Minta DPRD Dukung Penyertaan Modal
PALU, PE — Ajang sosialisasi Program Transformasi Bank Pembangunan Daerah di Ballroom Silk Stone, Hotel Mercure, Senin, 7 November 2016, menjadi panggung bagi Gubernur Sulteng Longki Djanggola menyampaikan kinerja PT Bank Sulteng. Sebagai pemegang saham pengendali di bank plat merah itu, ia menilai kinerja bank dari ke waktu ke waktu terus mencatat kemajuan signifikan. Sosialisasi yang dihadiri Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri Reydonnyzar Moenek, dihadiri semua bupati/wakil bupati se Sulawesi Tengah dan pimpinan DPRD nya.
Menurut Gubernur kehadiran DPRD menjadi penting, karena masih ada perbedaan sudut pandang antara eksekutif dan dewan dalam melihat urgensi penyertaan modal. Pada hal di satu sisi, Pemprov Sulteng terus mengejar rasio kecukupan modal minimal Rp1 triliun pada lima tahun kedepan. ”Kehadiran Dewan sangat penting. Biasanya bicara soal penyertaan modal masih ada problem di tingkat mitra di dewan,” ungkap Longki.
Gubernur menyampaikan dari sisi pertumbuhan asset pada triwulan II 2016 ini, Bank Sulteng yang dipimpin Direktur Utama Rahmat Abdul Haris ini mencatat kenaikan sebesar 30.67 persen. Sementara kredit mencapai 14,22 persen dan dana pihak ketiga atau penyertaan modal mencapai 28,49 persen. Saat ini, modal inti Bank Sulteng pada posisi Juni 2016, mencapai Rp515,244 miliar. Dari jumlah itu, Bank Sulteng masih butuh tambahan modal sebesar Rp484,756 mniliar. Ini untuk mengejar target yang sudah dipatok oleh Otoritas Jasa Keuangan sebesar Rp1 triliun.
Pemerintah Provinsi kata dia sudah menyiapkan langkah-langkah teknis dan strategis untuk memenuhi target tersebut. Saat ini komposisi kepemilikan modal Bank Sulteng terbagi antara Pemerintah Provinsi Sulteng, PT. Mega Corpora, induk dari Bank Mega dan Pemerintah Kabupaten dan Kota. Pemerintah Provinsi Sulteng memiliki saham sebesar 38 persen, sementara PT Mega Corpora sebesar 24,9 persen dan 13 Pemerintah/Kabupaten memiliki saham senilai 37,1 persen.
Rinciannya, Pemerintah Provinsi Sulteng menyetor modal sebesar Rp184,207 miliar, PT. Mega Corpora sebesar Rp120,704 miliar dan sebanyak Rp179,845 miliar disetor oleh 13 Pemerintah Kabupaten dan Kota. Total setoran itu diperuntukkan untuk memenuhi modal inti, pada tahun keenam sekira 2016, penambahan jaringan kantor, peningkatan sarana dan prasarana serta peningkatan fasilitas untuk pelayanan kepada masyarakat. (kia)