BERI KETERANGAN; Warek Bidang Akademik (Bidak) Untad Prof Dr Sutarman Yodo didampingi panitia SNMPTN Untad, Dr Darsikin beri keterangan seputar pelaksanaan pendaftaran SNMPTN 2017. (foto: MARIA SANDIPU/PE)
Partisipasi SLTA di Sulteng Rendah
PALU,PE – Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) masuk perguruan tinggi negeri tahun 2017 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) mulai dibuka. Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Sulteng, Universitas Tadulako (Untad) pun mulai mempersiapkan diri untuk menyambut mahasiswa baru melalui jalur tersebut.
Dalam konferensi persnya, Wakil Rektor (Warek) I Bidang Akademik (Bidak) Untad, Prof Dr Sutarman Yodo SH MH didampingi Humas SNMPTN Untad, Dr Darsikin, mengimbau kepada seluruh SLTA di Sulteng agar bersiap diri dan segera mendaftarkan para siswanya yang berprestasi dalam jalur tersebut.
Warek Sutarman mengingatkan pentingnya peran serta sekolah dalam jalur SNMPTN. Sekolah menjadi kunci utama suksesnya jalur ini.
Karena kesempatan siswa untuk masuk melalui jalur yang dikenal juga jalur bebas tes ini tergantung sepenuhnya pada sekolah yang mendaftarkan siswa dan sekolah tersebut dalam jalur tersebut. Jika sekolah tak mendaftar, secara otomatis siswa pun tak bisa mengikuti seleksi yang tak dikenai pungutan biaya sepeserpun alias gratis ini.
Warek Sutarman sangat menyayangkan rendahnya partisipasi SLTA di Sulteng yang tidak mendukung program SNMPTN untuk para siswanya.
Dari tahun ke tahun tren partisipasi sekolah untuk jalur ini tak mengalami peningkatan. Data Untad menyebutkan, pada 2016 dari 514 SLTA sederajat yang ada di Sulteng, yang berpartisipasi aktif mendaftar ikut dalam jalur SNMPTN hanya sekira 170-an sekolah saja. Karena alas an itulah sehingga panitia SNMPTN pusat kata Warek Bidak mengurangi kuota penerimaan untuk jalur ini. Yang sebelumnya sempat diberi kuota terbesar dari seluruh jalur sebesar 50 persen, kini turun menjadi 30 persen setelah tahun lalu diturunkan minimal 40 persen.
‘’Ini hasil survey dan evaluasi tim panitia pusat. Hasilnya yah hanya sedikit sekali siswa yang masuk dalam PTN melalui jalur SNMPTN. Sekolah seolah tak memikirkan bahwa dalam SNMPTN itu merupakan hak siswa. Mereka abaikan itu. Akibatnya banyak siswa yang sebenarnya bisa masuk tanpa tes melalui jalur itu akhirnya tidak mendapat kesempatan, karena sekolah yang tidak mendaftar,” kritik Warek Sutarman Senin 16 Januari 2017.
Karena itu, Warek mengimbau kepada seluruh sekolah yang ada di Sulteng agar memanfaatkan jalur ini dengan proaktif mendaftarkan seluruh siswanya dengan melakukan pengisian Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS).
Jalur SNMPTN ini sudah diluncurkan pada Jumat 13 Januari 2017 oleh Menristek Muhamad Natsir di Jakarta dihadiri oleh seluruh rektor dan warek bidang akademik di seluruh PTN di Indonesia.
Kerangka waktu SNMPTN 2017 dimulai dengan pengisian PDSS dibuka sejak 14 Januari hingga 10 Februari 2017. Verifikasi PDSS akan digelar pada 15 Januari hingga 12 Februari 2017.
Kemudian pendaftaran dimulai 21 Februari hingga 5 Maret 2017 dilanjutkan dengan proses seleksi 16 Maret hingga 15 April 2017 dan pengumuman kelulusan 26 April 2017.
‘’Untuk pendaftaran ulang peserta yang lulus SNMPTN akan diadakan pada 16 Mei 2017,” tambah Panitia SNMPTN Untad, Dr Darsikin.
Untuk diketahui, pendaftaran SNMPTN dilakukan oleh pihak sekolah secara online ke alamat website panitia SNMPTN nasional.
Panitia SNMPTN Untad, Dr Darsikin mengatakan di tahun ini pun terjadi perubahan kebijakan untuk kuota sekolah berdasarkan status akreditasi. Jika pada 2016 kuota tertinggi berdasarkan akreditasi sekolah dibuka dengan angka 75 persen, kini turun menjadi 50 persen.
Untuk 2017, Panitia SNMPTN Pusat memberikan kuota penerimaan untuk setiap sekolah dibatasi berdasarkan status akreditasi sekolah.
Untuk sekolah yang berakreditasi A, kuota penerimaan yang diberikan sebesar 50 persen, sebelumnya pada 2016 sebesar 75 persen. Kemudian untuk akreditasi B, kuota yang diberikan turun menjadi 30 persen dari 50 persen.
”Selanjutnya untuk sekolah dengan akreditasi C kuotanya diberikan 10 persen. Sedangkan untuk sekolah dengan akreditasi lain diberi kuota 5 persen,” jelas Darsikin.
Dengan rendahnya persentase kuota penerimaan berdasarkan akreditasi sekolah, karena itu, Darsikin berharap sekolah mendaftarkan sebanyak-banyaknya dan bahkan seluruhnya siswa yang berprestasi agar bisa mencapai kuota.
“Kalau kuotanya misalnya untuk akreditasi lainnya hanya 5 persen terus yang mendaftar hanya 5 orang lantas berapa persen yang masuk? Makanya harus banyak-banyak dikasih masuk,” tandasnya. (mrs)