TANYA JAWAB: Salah seorang perwakilan SMA di Kota Palu mengajukan pertanyaan seputar pelaksanaan SNMPTN 2017 dalam sosialisasi SNMPTN dengan seluruh sekolah di Kota Palu, di SMKN 2 Palu, Kamis 26 Januari 2017. (foto: HUMAS UNTAD)
PALU,PE-Siapa bilang fakultas kedokteran hanya untuk mereka yang berduit? Siapa saja, dari kalangan mana pun bisa masuk ke dalam fakultas bergengsi itu. Termasuk mahasiswa dari keluarga tak mampu.
Ini ditekankan Ketua Panitia SNMPTN/SBMPTN Untad, Dr Darsikin saat memberikan sosialisasi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2017, kepada seluruh SMA/SMK sederajat di Palu, di aula SMKN 2 Palu, Kamis 26 Januari 2017.
Kepada perwakilan sekolah yang terdiri dari kepala sekolah, wakasek dan operator sekolah pengisian PDSS (Pangkalan Data Sekolah dan Siswa), Darsikin menegaskan bahwa mahasiswa miskin pun dapat melanjutkan kuliah di fakultas kedokteran tanpa biaya sepeserpun alias gratis.
Penjelasan itu sebagai jawaban atas curhat salah satu perwakilan SMA di Kota Palu yang menceritakan nasib salah seorang siswa berprestasi di sekolahnya yang terpaksa tak bisa melanjutkan pendidikan di fakultas kedokteran Untad karena keterbatasan biaya.
“Anaknya berprestasi. Dari semester satu sampai sampai semester akhir selalu rangking satu. Dia mengikuti SNMPTN dan lolos di fakultas kedokteran Untad. Tapi, ketika akan masuk dia dimintai sejumlah uang sebagai uang masuk yang nilainya bisa mencapai Rp390an juta. Orangtuanya tidak mampu segitu akhirnya dia memilih tidak lanjut kesitu,” ujar guru lelaki itu.
Menanggapi itu, Darsikin menegaskan bahwa pemerintah saat ini menyediakan bantuan pendidikan bagi mahasiswa miskin dalam bentuk bidik misi. Bidik misi menjadi program nasional bantuan pendidikan gratis bagi masyarakat miskin yang ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia.
Dalam kasus calon mahasiswa kedokteran yang akhirnya tak bisa melanjutkan impian studinya di fakultas kedokteran, kata Darsikin itu karena kurangnya pengetahuan sekolah dan masyarakat tentang program bidik misi.
“Karena itulah sosialisasi SNMPTN dan bidik misi terus digelar agar bisa diketahui secara luas oleh masyarakat,” terangnya.
Bila menggunakan program bidik misi, calon mahasiswa bersangkutan kata Darsikin akan kuliah gratis tanpa pungutan sepeserpun.
Tetapi tentu saja, kata Darsikin penerima program bidik misi harus yang benar-benar memenuhi syarat yang ditentukan. Di antaranya berprestasi secara akademik sejak di bangku sekolah lanjutan, hingga berprestasi selama pendidikan di bangku kuliah.
“Dengan IPK minimal 3,00. Harus dipertahankan itu prestasi. Kalau sampai prestasinya anjlok selama perkuliahan maka hak bidik misi mahasiswa bersangkutan akan dicabut dan diberikan kepada mahasiswa lain yang memenuhi syarat untuk itu dari fakultas yang sama dan prodi yang sama pula,” jelas tenaga ahli rektorat Untad bidang akademik.
Karena itu Darsikin menekankan peran serta sekolah untuk mendukung calon mahasiswa miskin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur SNMPTN dan bidik misi.
“Kami sangat harapkan sekolah ikut peduli dan proaktif mendukung siswa-siswanya yang berprestasi agar mendaftarkan siswa-siswanya ke panitia SNMPTN. Begitupun untuk bidik misinya,” tekannya.
SNMPTN adalah satu dari tiga jalur seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) selain Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) dan Seleksi Mandiri Masuk PTN (SMMPTN).
Jalur SNMPTN dikenal pula sebagai jalur tanpa tes. Syaratnya hanya menekankan pada prestasi akademik calon mahasiswa yang ditunjukkan dengan nilai akademik pada raport selama menempuh pendidikan di bangku SMA/SMK sederajat.
Sementara untuk program bidik misi, program ini terbuka untuk semua jalur PMB. Baik SNMPTN, SBMPTN maupun SMMPTN.
Syaratnya, untuk bisa mendapatkan program ini, sekolah yang bersangkutan atau mahasiswa yang bersangkutan harus mendaftarkan diri terlebih dulu ke website khusus program bidik misi pada www.belmawa.co.id sebelum mendaftar ke tiga jalur SMPTN.
Selanjutnya kode PIN dan KAP yang dikeluarkan saat pendaftaran bidik misi dicantumkan saat pengisian pendaftaran di tiga jalur SMPTN. Secara otomatis, bila mahasiswa yang bersangkutan lulus SMPTN maka kepesertaannya dalam bidik misipun lolos.
“Kalau PIN dan KAP-nya tidak dicantumkan, mahasiswa itu bisa tidak dianggap bukan mahasiswa bidik misi. Dianggap mampu membiayai kuliah. Jadi, meski dia lulus SMPTN tapi kalau tidak masukkan PIN dan KAP bidik misi, dia tak akan lulus bidik misi,” tekan Darsikin.
Sosialisasi SNMPTN ini akan dilanjutkan ke beberapa kabupaten yang ada. Sudah ada beberapa kabupaten yang menyahuti surat permohonan sosialiasasi SNMPTN dari Untad.
‘’Tidak mungkin kita sosialisasi kalau tak ada yang mau terima. Kami sudah surati semua dinas pendidikan di kabupaten, yang belum beri jawaban tinggal Kabupaten Banggai-Luwuk,” terang Darsikin. (mrs)