Investasi Sulteng 2016 Tembus Rp22 Triliun

  • Whatsapp

Kepala DPMTSP Sulteng Shandra Tobondo (kiri) menjelaskan realisasi investasi di Sulteng, Senin 30 Januari 2017 di kantornya. (foto: HAMDI ANWAR)

PALU,PE — Realisasi investasi daerah di Sulteng tahun 2016 tembus sebesar Rp22,9triliun atau mencapai 158persen dari target Rp14,5triliun. Realisasi investasi itu masing-masing berasal dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN).

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Sulteng, Shandra Tobondo menjelaskan, realisasi investasi tahun 2016 lebih tinggi dari 2015 yang hanya mencapai angka Rp14,53triliun.

“Realisasi investasi Sulteng tercatat paling tinggi di kawasan Indonesia Timur,”jelas Shandra Tobondo, Senin 30 Januari 2017 di kantornya. Dia menyebutkan, realisasi PMDN tahun 2016 tercatat sebesar Rp1,08triliun dan realisasi PMA sebesar Rp21,9triliun.

Investasi terbesar menurutnya ada di lima kabupaten kota. Masing-masing Kabupaten Morowali sebesar Rp17,6triliun, Banggai sebesar Rp4,19triliun, Morowali Utara sebesar Rp599miliar, Poso sebesar Rp441miliar dan Kota Palu sebesar Rp82,1miliar.

Selanjutnya Banggai Kepulauan Rp29,127miliar, Donggala Rp24,115miliar, Tojo Una-Una Rp11,367miliar, Parigi Moutong Rp5,203miliar, Sigi Rp2,227miliar. Sementara untuk Kabupaten Tolitoli dan Buol, tahun 2016 kata Sandra tidak melaporkan realisasi investasi. Target investasi dua kabupaten masing-masing Rp20miliar.

“Bukan berarti dua kabupaten tidak punya potensi investasi. Mereka hanya tidak melaporkan data realisasi karena ada perubahan nomenklatur badan penanaman modal,”jelasnya.

Sektor bidang usaha yang memiliki nilai realisasi investasi terbesar sebut Sandra berasal dari sektor industri logam dasar,barang logam,mesin dan elektronik yaitu menembus Rp17,03triliun. Kemudian sektor industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi sebesar Rp3,9triliun.

Disusul sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp577miliar. Selanjutnya sektor industri makanan Rp568,9miliar serta sektor loistrik gas dan air sebesar Rp521,2miliar.

“Tingginya realisasi 2016 menunjukkan bahwa investor semakin serius untuk merealisasikan rencana investasinya. Ini tidak lepas dorongan pemerintah demi kesejahteraan rakyat,”kata Sandra.

Menurutnya, dasar perhitungan inventasi tersebut diambil dari data izin prinsip yang dikeluarkan DPMPTSP Sulteng kepada investor. Data izin prinsip itu memberikan gambaran tentang nilai investasi dalam bentuk pembangunan fisik dari masing-masing rencana investor.

Untuk itu dia berharap, tahun 2017 ini seluruh DPMTSP kabupaten kota dapat lebih giat lagi mengawasi dan memantau pelaksanaan investasi di daerah masing-masing.

“Aparatur DPMTSP daerah diharapkan memahami pelaksanaan perizinan dengan tidak mempersulit investor,”harapnya.

Dengan begitu, peningkatan realisasi investasi dapat membuka lapangan kerja baru di daerah. Selain juga dapat menambah pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Saat ini DPMTSP telah menyerderhanakan sejumlah proses perizinan. Itu lantaran nomenklatur DPMTSP kabupaten kota dan provinsi kini seragam.

“Apalagi saat ini ada Pergub nomor 17 tahun 2014 tentang kemudahan investasi. Dengan begitu kita semua dapat merealisasikan target imvestasi yang ditetapkan bersama oleh BKPM RI,”sebutnya.

Dalam waktu dekat, pihaknya kata Shandra akan merilis kembali target inestasi tahun 2017. DPMTSP Sulteng menurutnya masih menunggu arahan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI terkait hal itu.

“Untuk target 2017, itu masih akan dibahas secara nasional,” pungkasnya. (mdi)

Pos terkait