PALU EKSPRES, JAKARTA– Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belakangan semakin
agresif pasca Jokowi-Maruf ditetapkan sebagai pemenang Pilpres
2019. Agresifitas itu disinyalir atas kontribusi warga Nahdlatul
Ulama (NU) menenangkan paslon 01.
Bahkan, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Cak
Imin terang-terangan meminta jatah 10 kursi menteri di kabinet
Jokowi-Maruf.
Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Daniel Johan mengatakan, usulan PKB
itu bagian dari menyalurkan aspirasi kaum Nahdliyin.
“Kan PKB itu dilahirkan oleh NU, tapi kan PKB bukan NU. Tentu itu
suatu yang terpisah. Nah, persoalan ada aspirasi bahwa NU juga
bisa diberikan keprecayaan duduk dalam kabinet saya rasa wajar
saja. Karena NU kan juga memang bagian yang sangat bekerja keras
kemarin,” kata Daniel saat diskusi publik bertajuk “Ribut Rebut
Kursi Menteri” di Jalan Wahid Hasyim, Menteng, Jakarta Pusat,
Sabtu (5/7/2019).
Dia juga membantah bahwa ketua umumnya terkesan lebih agresif
dalam meminta porsi jatah menteri. Menurutnya, Cak Imin hanya
memompa semangat kaum millenial.
“Bukan agresif, tapi dia (Cak Imin) mewakili anak muda yang
semangat,” kata Daniel.
Sebab, lanjut Daniel, PKB tetap menyerahkan sepenuhnya kepada
Presiden Jokowi terkait 10 nama calon menteri yang sudh diajukan.
“Ya jadi Cak Imin sudah mengajukan 10 nama ke pak Jokowi, tetapi
ya pada akhirnya pak Jokowi yang akan menetukan sendiri,”
pungkasnya.
Selain Daniel Johan, pembicara lain politisi PDIP Zuhairi Misrawi,
politisi Perindo Ricky K. Margono, politisi Golkar Meutia Hafid,
pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, ekonom INDEF Enny Sri
Hartati dan kader HMI Saddam Aljihad.
(rmol)