TERKENDALA DANA – Tim robotik STIMIK Adiguna Palu fose bersama sebelum mencegat anggota DPRD Sulteng untuk minta sumbangan, Selasa 31 Januari 2017. (foto: HAMDI ANWAR/PE)
Galang Bantuan ke Kantor-Kantor Pemerintah
PALU,PE – Belasan mahasiswa STIMIK Adiguna Palu yang tergabung dalam tim robotik Sulteng, Selasa kemarin mendatangi gedung DPRD Sulteng. Namun mereka datang bukan berunjuk rasa seperti kebiasaan mahasiswa lain.
Mereka menggalang dana agar bisa ikut dalam Kontes Robotik Indonesia (KRI) tingkat regional antar perguruan tinggi, April 2017 mendatang di Jakarta.
Belasan tim robotik ini terlihat mencegat setiap orang yang mereka jumpai. Lalu menyodorkan proposal dengan sedikit penjelasan. Bagi yang terketuk hatinya akan dicatat sebagai donatur dalam selembar kertas.
Mahasiswa perancang robot ini juga menggelar ekspose kebolehan robot di salahsatu sudut gedung DPRD Sulteng. Harapannya agar setiap orang bisa melihat karya yang akan mereka ikutkan dalam KRI tersebut. Tiga jenis robot itu yakni robot dengan pungsi pemadam kebakaran. Robot ini dirancang khusus untuk menyalakan sebuah kipas secara otomatis jika berdekatan dengan titik api. Robot ini dibuat dalam dua desain, yaitu desain roda dan berkaki delapan.
Robot jenis lainnya dirancang sebagai robot pemain bola. Ketiga jenis robot inilah yang nantinya akan menjadi kategori kontes.
Namun sayang, hanya sedikit diantara orang-orang yang melintas itu memberi sumbangan. Hanya hitungan jari. Dalam catatan donatur tak ada sumbangan yang lebih dari Rp50ribu. Ironisnya lagi, Anggota DPRD Sulteng yang mereka harapkan tidak satupun terlihat meski hanya untuk sekadar menyapa.
Ketua tim robotik Adiguna,Nasrul R Wahab mengaku terpaksa mengambil jalan turun langsung kelapangan untuk menggalang dana. Sasarannya adalah kantor-kantor pemerintah. Mengharapkan uluran tangan dari pejabat-pejabat yang mereka jumpai.
Pasalnya ungkap Nasrul, sejauh ini tak ada sama sekali perhatian serius dari pemerintah. Padahal, tim robotik Stimik Adiguna akan mewakili Sulteng dalam kontes itu.
“Ini kendala kami setiap tahun. Sudah banyak proposal bantuan yang kami ajukan, tapi tidak satupun yang merespon,”ungkap Nasrul. Proposal-proposal itu antara lain diajukan kepada Gubernur Sulteng, Ketua DPRD Sulteng, Dinas Pendidikan Sulteng maupun Kota Palu. Termasuk kepada walikota Palu. Namun sejauh belum semua memberi jawaban dari permohonan itu.
“Di DPRD Sulteng ini sudah ada jawaban dari sekretariat. Tapi mereka tidak punya anggaran untuk bantuan itu,”sebut Nasrul.
Begitupun proposal yang ditujukan kepada Gubernur Sulteng. Nasrul mengaku belum direspon. Pihaknya berharap Gubernur Sulteng H Longki Djanggola bisa kembali mensuport tim robotik ini untuk ikut kontes.
“Karena pernah sekali kami dibantu tahun 2015 oleh pak Gubernur sebesar Rp5juta,”sebutnya. Janji juga datang dari Wakil Walikota Palu, Sigit Purnomo Said. Namun hingga kini belum ada jawaban. Wakil Walikota ini ujar Nasrul kini justru sulit ditemui.
“Tidak terlalu berharap lagi, sebagai altyernatifnya, ya kami turun jalan menggalang dana,”ujarnya. Kendala anggaran yang setiap tahun mereka hadapi sebut Nasrul bisa teratasi dengan segala bentuk swadaya. Pinjam uang, bahkan menggalang dana dari orang tua masing-masing anggota tim.
“Jaminan uang pinjaman itu kami ganti jika kami menang. Itu spekulasi kami agar mendapat pinjaman. Kalau tidak menang, ya kita upayakan dengan jalan lain untuk mengganti,”curhat Nasrul kepada Palu Ekspres.
Untuk ikut kontes itu, tim robotik yang ia kordinir membutuhkan sedikitnya dana Rp100juta. Rp 50juta akan digunakan untuk melengkapi desain semua robot. Sedangkan 50juta lainnya dipersiapkan sebagai biaya transportasi dan akomodasi selama mengikuti kontes. “Tim kami beranggotakan 15 orang,”jelasnya.
Tim robotik Sulteng STIMIK Adiguna Palu menurutnya pernah menjuarai sejumlah kontes. KRI tahun 2015 masuk dalam empat besar untuk desian terbaik. Dan pada tahun 2014 ditetapkan sebagai pemenang ketiga dalam KRI yang diselenggarakan di Mataram.(mdi).