PALU EKSPRES, PALU – Menghadapi era revolusi industry 4.0 saat ini, seluruh pihak dituntut untuk terus memperkuat dan menyesuaikan diri agar tidak berada dalam posisi tertinggal. Termasuk bagi para alumni Universitas Tadulako (Untad), yang menurut Rektor Untad, H. Mahfudz, harus dapat memperkuat diri melalui beberapa langkah penguatan menghadapi tantangan revolusi industry 4.0.
Hal itu disampaikan Mahfudz, dalam Pesan Almamater di hadapan ratusan wisudawan Untad, pada Wisuda Sarjana ke-98 Untad, yang digelar di Aula Fakultas Kedokteran Untad, Selasa 20 Agustus 2019.
Menurutnya, ada empat langkah penguatan yang dapat diambil oleh para lulusan Untad.
Pertama, adalah dengan memiliki kemampuan dalam beradaptasi terhadap perkembangan teknologi. Kedua, memiliki kemampuan untuk mengelola big data yang tersedia. Selanjutnya memiliki kerja sama tim yang baik, dan terakhir memiliki kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan.
“Selain itu, juga dibutuhkan intelligence spiritual di dalam menghadapi dan memecahkan berbagai makna, kontrol diri, dan menggunakan hati nurani di dalam kehidupan,” kata Mahfudz.
Para wisudawan juga diingatkan untuk mampu memberi makna dan nilai dalam ibadah terhadap kehidupan.
Hal ini agar alumni Untad dapat menjadi manusia yang sempurna atau insan kamil, dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. Juga, para alumni diminta untuk terus mengintrospeksi diri, menjadi teladan bagi diri sendiri sebelum menjadi teladan bagi orang lain.
“Hidup memberikan kita keistimewaan, kesempatan dan tanggung jawab untuk menjadi seseorang yang lebih baik.
Olehnya lakukanlah apa yang diyakini baik dan bermanfaat. Mari bulatkan tekad dan teguhkan niat untuk bekerja sama memperkokoh dan menjaga nama baik almamater kita,” tutur Mahfudz.
Dalam Wisuda Sarjana yang dirangkaikan dengan Puncak Peringatan Dies Natalis ke-38 Untad tersebut, Untad juga secara resmi menerima 2 orang Guru Besar baru ke dalam anggota Dewan Profesor. Keduanya adalah Prof. Dr. Nurdin Rahman sebagai Guru Besar Ilmu Gizi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Prof. Dr. Effendy sebagai Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian pada Fakultas Pertanian.