Aglomerasi Sekunder Industri Migas di Banggai, Sulteng

  • Whatsapp
Banggai

Nasser, menjelaskan, dalam catatan BPS Sulteng, hingga tahun 2015, sudah berdiri 72 hotel di kota air tersebut sejak geliat industri Migas mulai beroperasi.

Perkembangan sektor jasa perhotelan Kabupaten Banggai menempati urutan kedua setelah Kota Palu. Mencapai 14,43persen tahun 2015. Sedangkan  perkembangan hotel di Palu berada  pada angka16,43 persen ditahun yang sama.

Bacaan Lainnya

Sektor jasa akomodasi ini berkontribusi nyata terhadap penyerapan tenaga kerja. Dalam statistik jenjang pendidikan, Tahun 2012, perusahaan jasa perhotelan di Luwuk  menyerap tenaga kerja 245 orang. 52 lulusan SD-SLTP,  166 lulusan SMU, 5 orang  diploma dan 22 sarjana.

Tahun 2013 jumlahnya kian naik menjadi 351 orang.  83 lulusan SD-SLTP,  226 lulusan SMU, 15 orang lulusan diploma, dan 27 sarjana.

Naik lagi menjadi 452 orang ditahun 2014. Mempekerjakan 89 lulusan SD-SLTP, 292 lulusan SMU, 22 diploma dan 49 sarjana. Data BPS terakhir menunjukkan pada tahun 2015 serapan tenaga kerja dari sektor ini mencapai 416 orang. Dengan 83 orang lulusan SD-SLTP, 260 lulusan SMU, 25 diploma serta 48 sarjana.

“Sektor akomodasi inipun kemudian ikut mendongkrak penerimaan pajak daerah,”kata Nasser.

Selain jasa akomodasi, industri sektor migas menurut Nasser, secara otomatis juga mendorong tumbuhnya unit jasa lainnya. Semisal restoran dan rumah makan. Yang berkorelasi bagi jasa penyediaan bahan konsumsi makan minum.

“Multi player efect. Kebutuhan bahan  konsumsi sudah pasti memicu tumbuhnya jasa penyedia bahan makan minum.Pada akhirnya nanti akan menggairahkan investasi di Perbankan,”katanya.

Demikian wisatawan. Jumlahnya terkatrol naik dari tahun ke tahun seiring tumbuhnya jasa penyedia akomodasi ini. Tahun 2012 dalam catatan BPS Banggai, jumlah wisatawan mancanegara hanya sebanyak 117 orang dan 160 wisatawan domestik. Tahun 2013 jumlahnya naik 51,62persen dari tahun sebelumnya. Hingga tahun 2015, jumlah wisatawan naik menjadi 20,31persen.

Aglomerasi sekunder industri migas juga memicu naiknya jumlah jasa penerbangan pesawat di Bandara Syukran Aminudin Luwuk. Membuat bandara ini menjadi bandara tersibuk dari bandara kabupaten lain di Sulteng. Angka kedatangan dan keberangkatan pesawat kurun waktu 2011 ke 2016,  naik signifikan.

Pos terkait