PALU EKSPRES, PALU- Gugusan Kepulauan Togean nan indah di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah seakan menggambarkan keindahan surga. Terbentuk alami dari 454 pulau dengan beragam luasnya. Laut jernih, pasir putih dan kehidupan aneka hayati terjaga baik di jejeran pulau-pulau ini.
Menjadikan kawasan Togean sebagai salah satu tujuan wisata menarik di belahan dunia. Ditempat ini terdapat 38 jenis karang yang mendaulat Kepulauan Togean menjadi pusat segitiga karang dunia (Coral Three Angle). 307 jenis spesies ikan yang dapat dilihat di 28 titik selam sepanjang gugusan pulau.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tojo Una-Una Daeng Mario Pawadjoi menjelaskan Kepulauan Togean hingga tahun 2018 sudah dikunjungi 20.405 wisatawan Nusantara dan mancanegara. Pihaknya menargetkan tahun 2020 nanti, kunjungan wisatawan pada angka 20.105 kunjungan.
Menurut Mario, jumlah kunjungan menurun drastis ditahun 2019. Hanya menyentuh angka 6.168 kunjungan. Hal ini kata dia disebabkan isu bencana yang terjadi September 2018 silam.
“Informasi yang kami terima banyak wisatawan yang cancel keberangkatan ke Togean. Meski pada awalnya mereka agendakan perjalanan ke Togean pada tahun 2019,”jelas Mario.
Kondisi itu diperparah lagi karena penutupan Bandara Tanjung Api yang otomatis menutup akses pintu masuk kedatangan wisatawan.
Jumlah kunjungan itu menurut Mario, jauh dibawah kunjungan wisatawan di Pulau Bali yang dalam setahun bisa menembus angka jutaan.
Karena itu hemat Mario, penataan infrastruktur Kepulauan Togean masih perlu terus mendapat perhatian dari semua pihak. Agar kunjungan wisatawan bisa lebih meningkat di tahun tahun mendatang.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pramuwisata Sulteng, Abdul Haris Bolango, menilai, rendahnya persentase jumlah kunjungan wisatawan di Togean lebih disebabkan karena lemahnya promosi.
Hal itu kata Haris, perlu dicarikan solusi bersama tidak saja pemerintah Kabupaten Tojo Una-Una. Melainkan seluruh pemangku kebijakan ditingkat provinsi dan pemerintah pusat.
“Sejauh ini marketing tercipta dengan sendirinya. Dari mulut kemulut para wisatawan yang pernah datang ke Togean,”jelas Haris.