PALU EKSPRES, PALU– Buaya berkalung ban di Kota Palu heboh sampai ke belahan dunia. Reptil ini unik dengan lilitan ban di lehernya. Berbagai usaha untuk melepas ban kini mendunia. Namun belum satupun yang berhasil.
Sungai Palu memang menjadi habitat buaya muara ini. Beranak pinak dan saat ini jumlahnya dilaporkan sudah mencapai puluhan ekor.
Beberapa kasus penerkaman buaya terhadap manusia dilaporkan terjadi. Bahkan pernah ada yang tewas karena gigitan buaya.
Meski dengan sederet kasus penerkaman buaya, warga Palu khususnya yang mendiami bantaran sungai ternyata tidak terpengaruh dengan keberadaan buaya-buaya muara yang dikenal lebih ganas dari jenis lainnya.
Warga tetap beraktivitas seperti biasanya. Menambang pasir hingga mengail dan mencari ikan di sungai dengan jaring atau peralatan tangguk. Tak sedikit yang melepas ternaknya untuk merumput dibibir sungai.
Bukan saja orang dewasa. Bocah yang tinggal di bantaran menjadikan tepi sungai untuk bermain-main. Mereka tidak gentar dengan buaya-buaya yang kerap menampakkan dirinya di tepi sungai.
Apalagi di sepanjang bantaran Sungai Palu, memang belum ada plang atau rambu-rambu yang berisi imbauan waspada terhadap buaya yang terlihat.
Seperti pengamatan Palu Ekspres, Senin sore 10 Februari 2020 kemarin. Saat warga Palu ramai menantikan proses evakuasi buaya leher ban dari atas jalan, beberapa bocah justru terlihat turun ke bibir sungai.
Mereka tak gentar sedikitpun. Meski sekali dua kali saling mencandai jika ditempat itu buaya sering muncul. Bermodal alat seadanya dan sebuah ember kecil, bocah-bocah ini berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya. Menyusuri tepi sungai. Hingga ke tepian tempat buaya leher ban kerap mengapung, menampakkan diri.
Har, salahsatu dari tiga nama anak menyebut, menangkap ikan di tepi sungai sudah menjadi kebiasaan mereka. Sepulang sekolah atau sedang libur.
Menurut bocah ini, di tepi sungai banyak ikan mujair dan nila yang bermain. Mudah terlihat dan bisa langsung ditangguk.
“Kan cuma di pinggir-pinggir juga om,”kata Har, berlalu pergi setelah menjawab Palu Ekspres.
Untuk diketahui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulteng dilaporkan beberapa kali mengevakuasi buaya dari Sungai Palu. Namun tak berdaya mengevakuasi buaya leher ban. Sayembera melepas ban disetop karena alasan sepi peminat. Upaya ini diteruskan.