Hal ini juga terjadi di Indonesia yang memilki sepertiga mangrove dunia. Dan hutan mangrove di dunia ini menurut dia sepertiganya ada di Indonesia. Dalam kurun waktu tahun 2000 hingga 2014, Indonesia tercatat sebagai Negara penyumbang kehilangan hutan mangrove terluas di dunia yakni, 4364 kilo meter persegi atau sekitar 311 kilometer persegi pertahun.
“Setelah dikonfersi pertahunnya menjadi 311 kilometer persegi pertahun,” ungkapnya.
Ia menambahkan, kehilangan hutan mangrove di Indonesia dalam kurun waktu tersebut, setara dengan kehilangan sekitar 120 lapangan sepak bola perhari. Sehingga, kerusakan dan kehilangan hutan mangrove dinilai sangat merugikan baik secara ekologis maupun sosial ekonomi.
Hal ini katanya terbukti secara ilmiah saat terjadinya tsunami dahsyat pada 26 Desember 2004 di Aceh. Fenomena ini sudah lebih dari cukup untuk menjadi bukti betapa pentingnya kawasan mangrove di pesisir.
”Ini tujuan dari penanaman bibit pohon mangrove agar terjaga semua ekositem baik laut maupun pesisir pantai, yang jelas ekositem laut harus kita jaga, dan kita mendukung penuh program bapak Presiden yaitu penghijauan termasuk ini salah satunya program beliau,” ujarnya. (asw/palu ekspres)