Ramadhan Pergi untuk Kembali

  • Whatsapp
Lutfi A. Godal. Foto: Istimewa

Oleh Moh. Lutfi A. Godal (Kepala KUA Kecamatan Marawola Sigi)

Tidak terasa kita berada di penghujung bulan suci Ramadhan, dan dalam hitungan beberapa hari ke depan kita akan mengucapkan Wada’an ya Ramadhan “Selamat berjumpa kembali wahai Ramadhan”. Dan, setelahnya kita akan menyambut hari kemenangan dengan penuh harap agar Allah SWT kembali mempertemukan sang penghulu dari dua belas bulan yang Allah ciptakan,  yang selalu menghiasi lantunan dari  munajah yang kita panjatkan hampir di setiap malam selepas melaksanakan Tarwih.

 Bagaimana tidak, Ramadhan bulan yang penuh dengan keistimewaan, di dalamnya Allah satukan pelaksanaan rukun Islam dalam waktu yang sama mulai dari kewajiban salat, puasa sampai dengan zakat yang tidak diberikan pada bulan-bulan yang lain. Menurunkan Alquran, melipat gandakan pahala, bahkan amal yang bersifat sunnah diganjarkan dengan pahala fardhu.  Begitupula amal ibadah yang bersifita fardhu dilipat gandakan tujuh puluh kali lipat pahalanya dan lain sebagainya.

Allah SWT menjadikan Ramadhan sebagai ladang amal  dengan tujuan menyempurnakan sekaligus memberikan semangat untuk mengembalikan dan memperbaiki tabungan amaliyah kebajikan yang tergerus selama sebelas bulan sebelumnya.  Allah SWT menjadikan bulan Ramadhan sebagai madrasah Rabbaniyah,  sekaligus sebagai bengkel memperbaiki perilaku dan memberikan bekal sebelum kembali melanjutkan perjalanan mengarungi sebelas bulan pasca Ramadhan.

Kepergian Ramadhan untuk kembali dan mewasiatkan tiga perkara untuk selalu dijaga agar dapat menjadi  bekal dalam mengarungi hidup dan kehidupan pada sebelas bulan kedepan. Tiga perkara tersebut adalah sabar,  semangat dan motivasi, yang telah terbina selama di bulan suci Ramadhan.  Melalukan segala bentuk kebaikan dengan penuh semangat, sabar dan motivasi untuk dapat menghadirkan cinta dan kasih sayang Allah.  Olehnya, mereka yang mampu mempertahankan dan mengamalkan apa yang diberikan oleh madrasah Ramadhan akan diberi hadiah berupa  jaminan langsung dari Allah dalam bentuk Allah mewajibkan “cinta dan kasih sayangnNya” kepada mereka. Apakah masih ada nikmat yang lebih besar selain cinta dan kasih sayang dari sang Maha Pengasih?  Hal tersebut tertuang dalam hadits qudsi, di mana ada empat perkara yang mana ketika kita konsisten untuk menjaganya maka Allah menebusnya dengan cinta dan kasih Sayang dari sisiNya,  sebagaimana  Firman Allah :

Pos terkait