Nurul Fajrin, Chief Guide Cinema XXI Palu
JIKA sudah terlanjur cinta, rasanya sulit untuk dilepaskan.
Begitulah ungkapan Nurul Fajrin, Chief Guide di Cinema XXI Palu.
Kecintaannya pada dunia bioskop seolah tak bisa membuatnya berpaling pada bidang kerja yang lain.
‘’Ibaratnya, makanan pokok buat saya,” tuturnya tentang pekerjaannya saat ini.
Padahal beberapa kali, gadis kelahiran Makassar 25 tahun silam yang akrab disapa Nhunhu ini mendapat kesempatan di sejumlah perusahaan dan perbankan.
“Sudah lulus di BRI di Makassar, tapi saya tidak mau. Saya sudah terlanjur cinta mati ini,“ tuturnya tersenyum.
Bukan pertimbangan finansial semata yang menjanjikan, namun yang membuatnya betah dengan pekerjaan ini karena ikatan bathin yang terbangun cukup kuat antara pekerjaan dan passionnya.
‘’Kalau bilang gaji yah iya. Sudah sangat lumayan lah. Tetapi, bukan itu sebenarnya saya disini. Yang buat saya sulit tinggalkan kerjaan ini karena saya sudah menyatu dengan pekerjaan ini,“ ungkapnya.
Kurang lebih delapan tahun, gadis yang sebentar lagi akan melepas masa lajangnya menggeluti dunia bioskop.
Ketertarikannya pada dunia bioskop, awalnya hanya sekadar pengisi waktu luang saat masih kuliah. Namun, lama kelamaan membuatnya sulit untuk meninggalkan pekerjaan itu. ‘‘Pernah sekali cuti setahun untuk selesaikan skripsi. Tapi, kemudian balik lagi,“ tutur lulusan STIMIK Dipanegara-Makassar.
Saat ini, dengan posisi Chief Guide, tanggungjawab yang diemban gadis bertubuh semampai ini cukup diperhitungkan. Dia ibaratnya orang kedua dalam struktur manajemen Cinema XXI di Palu ataupun Makassar.
Nhunhu harus bisa bertindak sebagai penuntun dalam ruangan bioskop juga bisa mengambil tugas manajer bila sang manajer berhalangan bertugas.
‘‘Kayak gini, kalau manajernya nggak masuk saya yang ambil alih semua kerjaan dan tugas manajer. Saya harus menjadi pemimpin sementara bagi karyawan yang lain,“ ujarnya.
Sebagai bagian dari unsur manajerial di XXI, tak jarang Nhunhu sering ditugaskan ke luar Makassar. Sejatinya, Nhunhu bertugas di kantor di Makassar. Di Palu, dia hanya diperbantukan pada XXI Palu yang baru saja beroperasi.
Hal-hal seperti inilah yang terkadang dulunya sering ditentang ibundanya. Bahkan, acapkali dia diprotes keluarga karena sering absen dari acara-acara penting keluarga. ‘‘Tapi sekarang, syukurnya mama sudah mengerti. Malah sekarang paling mendukung saya dengan pekerjaan ini,“ ujarnya.
Dukungan pun datang dari sang calon suami. Karena berasal dari latarbelakang pekerjaan yang sama, dia mengaku calon suaminya sangat mengerti pekerjaannya.
‘‘Dulu sama-sama di Bioskop. Sekarang dia sudah di BRI,“ ujarnya mengakhiri obrolan.(mariasandipu/nadiafebrianti)