PALU EKSPRES, PALU– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palu memastikan telah mengasesmen seluruh data penerima stimulan perbaikan rumah tahap 2 tahun 2020.
Dari jumlah 38.805 unit yang dilaporkan warga, hanya sekitar 65,74 persen yang berhasil ditemukan sesuai data dan alamat serta kelengkapan syarat lainnya.
Dana yang dipersiapkan untuk stimulan tahap 2 sebesar Rp780, 040 miliar lebih. Sejauh ini dana stimulan yg tersalur sejumlah Rp 329,790 miliar lebih. Masih tersisa sebesar kurang lebih Rp469,250 miliar lebih.
Terkait adanya sisa dana stimulan tahap 2 tersebut, Pemkot melalui BPBD Palu meminta, jika ada warga yang merasa belum terakomodir untuk penerima stimulan tahap 1 dan 2. Maupun dalam basis data stimulan tahap berikutnya, untuk segera melaporkan diri di kantor BPBD Palu.
“Jadi kita akan akomodir sebagai data tambahan,” kata Kepala Pelaksanan BPBD Palu, Singgih B Prasetyo, Selasa (30/6/2020).
Singgih mengaku optimis dengan adanya sisa dana yang tidak tersalur pada tahap 2 tersebut, bisa dialihkan ke tahap berikutnya maupun data tambahan nanti.
“Kita tinggal menyesuaikan. Karena terhadap seluruh data yang ada pasti akan dilakukan asessmen untuk mengetahui kebenaran data penerima yang dilaporkan,” jelas Singgih.
Dia mengatakan, bagi warga yang ingin melaporkan rumahnya, untuk melampirkan KTP, kartu keluarga, dokumentasi kerusakan rumah serta dokumen kepemilikan rumah.
“Laporkan langsung di kantor BPBD Palu,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, hasil asessmen lapangan yang dilakukan TP4D, tidak semua data kerusakan rumah sesuai dengan kondisi riil di lapangan yang dilaporkan.
Contohnya untuk kategori rumah rusak berat (RB). Dalam data tahap 2, jumlah rumah RB tercatat sebanyak 4.141 unit. Namun setelah dilakukan asessmen lapangan, ternyata hanya 715 diantaranya yang memenuhi syarat teknis dalam kategori rusak berat.
Selebihnya turun grade menjadi rusak sedang dan ringan. Bahkan tidak sedikit yang sama sekali tidak mengalami kerusakan. Proses asessmen sendiri sudah berjalan sekitar 3 bulan lebih.
Singgih mengatakan, angka 715 unit ini kemungkinan besar tidak lagi bertambah. Sebab, selama 1 bulan terakhir, asessmen terus dilakukan terhadap 4.141 unit RB. Namun tak ada lagi yang memenuhi syarat untuk kategori rusak berat.