PALU EKSPRES, PARIMO– Pohon peneduh di jalur Trans Sulawesi Desa Bambalemo, Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), kembali tumbang akibat hujan lebat dan angin kencang, Kamis (17/9/2020).
“Kejadian seperti ini sering terjadi Desa Bambalemo apalagi di musim hujan begini rawan terjadi pohon tumbang. Dan, ini sangat membahayakan bagi pengendara dan warga sekitar,” kata Sidin, salah soerang warga desa setempat.
Menurut dia, sekitar puluhan pohon peneduh yang ada di tepi jalan trans Sulawesi yang sudah condong dan rawan tumbang. ” Kalau pemerintah izinkan pohon peneduh ini, sebaiknya ditebang saja. Karena, jika dibiarkan kejadian seperti ini akan kembali terjadi,” ujarnya.
Terlebih lagi penangan kejadian pohon tumbang oleh dinas terkait di daerah ini sangat lamban. Hal ini dibuktikan dengan beberapa kali kejadian pohon peneduh tumbang di tepi jalan trans Sulawesi, hanya dievakuasi dan dibersihkan oleh pihak Kepolisian, TNI, dan masyarakat setempat.
“Lambat sekali responnya DLH dan BPBD turun untuk mengevakuasi pohon tumbang. Buktinya, tadi ini tidak ada satupun mereka datang ke sini untuk membersihkan pohon yang menghalangi jalan trans ini,” keluhnya.
Beruntung katanya, di Desa Bambalemo ada jalur alternatif sehingga kemacetan kendaraan bisa teratasi. “Untung ada jalan alternatif di sini, kalau tidak pasti terjadi antrean panjang,” ujarnya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong, Abdul Azis Tombolotutu dikonfirmasi mengaku, keterlambatan pihaknya untuk turun lapangan mengevakuasi pohon tumbang disebabkan pegawainya semua berada di lokasi bencana banjir.
“Memang pak semua anggota saya saat ini semua masih berada di lokasi banjir. Karena, kita tahu Parigi Moutong sekarang ini sedang dilanda banjir di beberapa titik,” terangnya.
Dia mengatakan, dalam hal ini pihaknya hanya memback up Dinas Lingkungan Hidup jika ada kejadian pohon peneduh yang tumbang. “Sesungguhnya ini adalah tugas kita bersama, apalagi persoalan bencana,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Parimo, Irfan Maraila mengatakan, untuk langkah antisipasi mengenai pohon tumbang tersebut, pihaknya berencana akan melakukan peremajaan terhadap pohon peneduh itu dengan eboni.
Karena, menurutnya, eboni merupakan pohon yang kuat dan bisa bertahan lama untuk dijadikan sebagai pohon peneduh. Namun, untuk pengadaan bibit eboni pihaknya terkendala anggaran.
“Sebenarnya, kita sudah siapkan ribuan eboni untuk dijadikan pohon peneduh. Tapi, karena ada kita pemangkasan anggaran kemarin sehingga pengadaan itu tidak ada,” ujarnya.
Ia menambahkan, peremajaan pohon peneduh di Parimo sudah semestinya dilakukan karena, mengingat usia pohon-pohon peneduh yang ada di tepi jalur trans sulawesi tersebut, sudah puluhan tahun dan sudah tua.
“Untuk menghindari hal-hal yang kita tidak inginkan terjadi, maka harus dilakukan peremajaan,” katanya. (asw/palu ekspres)