Selanjutnya, Ini Tugas Teman Ahok

  • Whatsapp
Amran Amier

Penulis: Amran Amier

PEMUNGUTAN suara Pemilihan Gubernur DKI Jakarta harus dilaksanakan dua kali. Soalnya, tak ada satupun kandidat yang meraih setengah lebih dari jumlah pemilih yang memberikan suara. Hasil ini memang telah diprediksikan jauh hari oleh banyak orang dan sejumlah lembaga.

Bacaan Lainnya

Pasangan petahana Ahok-Djarot yang memenangi kontestasi putaran pertama hanya meraup 42 persen, sementara di bawah mereka, pasangan Anies-Sandi hanya berselisih tiga persen lebih suara. Sebuah angka, sekaligus pesan, betapa alotnya kontestasi putaran kedua nanti.

Memenangi putaran pertama dengan selisih tipis, jelas bukanlah prestasi yang membanggakan bagi calon dengan status petahana. Malah itu bisa dikatakan sebagai kekalahan. Bahkan, ada yang menduga, bila pemungutan suara putaran pertama dihelat di ujung pekan, bukan di tengah pekan, maka Anies-Sandilah pemenang putaran pertama. Elektabilitas Anies-Sandi yang terus merangkak naik berbanding Ahok-Djarot yang diam, menjadi alasan utama dugaan ini.

Bisa saja dugaan ini keliru. Namun, yang pasti, tantangan bagi Ahok-Djarot menuju ke putaran kedua, semakin rumit, semakin berat. Bayangan kekalahan jelas semakin membesar. Ahok-Djarot jelas tak bisa berjuang sendiri di kerumitan ini. Di titik ini, sudah saatnya, Teman Ahok menjalankan peran nyata.

Teman Ahok adalah sebuah frasa, organisasi sekaligus aktivitas yang sangat fenomenal di masa awal pemilihan. Saking fenomenalnya, pengaruh Teman Ahok bahkan meluas hingga ke seantero negeri. Hanya dalam hitungan hari, Teman Ahok mampu meraup sejuta lebih kopian KTP untuk mendukung Ahok maju melalui jalur independen. Jangankan di Jakarta, di daerah-daerah ada juga loh persona yang berkehendak mengajukan diri sebagai Teman Ahok. Sebuah fenomena yang luar biasa.

Sayang, secepat ia muncul, secepat itulah ia tenggelam. Frasa, organisasi dan aktivitas Teman Ahok nyaris tak terdengar lagi begitu Ahok memilih maju melalui jalur partai politik. Selaksa spekulasi bermunculan. Ada yang menyebut mereka kecewa. Ada yang bilang, mereka menjadi apatis. Namun, tak sedikit pula yang yakin, mereka pesimis, karena toh meski menang, Ahok takkan menjadi Gubernur karena akan divonis bersalah dalam kasus penodaan agama.

Pos terkait