Oleh Hasanuddin Atjo
GA 608, rute PLw-UPG-CKK pada Kamis Sore 17 Desember 2020, molor sejam dari biasanya. Penumpang di sore itu terlihat padat. Boleh jadi ini dampak akhir tahun anggaran, dan bertepatan dengan tuntasnya real count versi KPU, Komisi Pemilihan Umum. Pilgub Sulteng yang “head to head” antara pasangan Hidayat-Bartho dengan tagline Hebat, berhadapan pasangan Rusdi-Makmun dengan tagline Cerdas. Melalui quick dan real count dimenangkan pasangan tagline Cerdas dengan selisih angka suara signifikan sekitar 20 persen. Cerdas dan Hebat sesungguhnya dua kata sifat yang berkorelasi sangat kuat. Kata hebat umumnya digunakan memberi predikat atas prestasi yang dicapai seseorang atau lembaga ataupun sebuah wilayah. Sedangkan kata cerdas adalah cara cara kerja seseorang, lembaga atau kepala daerah mewujudkan prestasi hebat itu, misalnya seperti apa strateginya maupun skenario untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Dengan dengan kata lain bahwa Paslon Rusdi Mastura -Makmun Amir lebih mengedepankan cara atau prosesnya, sedangkan Paslon Hidayat-Bartho mengedepankan hasilnya atau outputnya.
Secara umum daerah berkembang menuju daerah maju menunjukkan bahwa pola dan cara berpikir dari masyarakat lebih mengedepankan sebuah proses daripada hasil. Selanjutnya dalam konteks artikel ini, makna hebat diartikan bahwa Gubernur terpilih dalam lima tahun ke depan harus mampu membawa daerah ini keluar dari persoalan mendasar seperti indeks kapisitas fiskal yang rendah (kemampuan belanja), angka kemiskinan dan pengangguran serta ketimpangan pendapatan yang tinggi.
Ketahanan masyarakat terhadap satu bencana yang masih rendah, angka stunting yang tinggi serta sejumlah indikator indikator kinerja pembangunan daerah, IKPD yang belum baik dan perlu ditingkatkan , karena setiap tahun dievaluasi oleh Pemerintah Pusat. Dan Sulawesi Tengah dalam lima tahun terakhir berada di klasemen bawah. Target IKPD harus kuantitatif dan jelas strategi maupun skenarionya dalam hal ini Cerdas. Diantaranya bagaimana strategi dan skenario menurunkan peringkat kapasitas fiskal daerah dari urutan ke 25 di 34 Provinsi tahun 2019 menjadi peringkat 20 tahun 2025. Bagaimana mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dari kurang berkualitas menjadi berkualitas dengan menurunkan angka kemiskinan dari dua digit di 2019 yaitu sekitar 13,78 persen menjadi satu digit dibawah 10 persen di tahun 2025. Dengan kata lain setiap tahun turun minimal 1 persen, dibanding sebelumnya hanya turun 0,14 persen. Bagaimana menurunkan angka ketimpangan pendapatan antar penduduk dan wilayah, serta memperbaiki sejumlah indikator pembangunan daerah lainnya. Untuk tujuan itu, Gubernur terpilih harus mampu memanfaatkan SDA daerah ini yang potensial antara lain di sektor pangan, pariwisata, tambang secara berkelanjutan. Dan tidak melupakan pembangunan di bidang Agama untuk upaya revolusi mental atau pembentukan soft skill. Pembangunan dibidang Kesehatan, Pendidikan dan Infrastruktur. Gubernur terpilih secara cerdas harus mampu memanfaatkan posisi strategis provinsi Sulawesi Tengah sebagai jembatan penghubung kawasan barat termasuk IKN baru dengan kawasan timur Indonesia melalui integrasi tol laut dan tol darat Tambu-Kasimbar. Selain itu Gubernur terpilih juga harus merevisi filosofi perencanaan menjadi filisofi “ Kereta Kuda” yang maknanya bahwa Kereta kuda Prov. Sulawesi Tengah kekuatannya dan keberhasilannya sangat ditentukan oleh kondisi dari 13 kuda-kudanya atau 13 kabupaten kota. Tatrget dan cara mencapai IKPD itu harus tertuang dalam RPJMD Prov. Sulteng 2021-2025 untuk menjadi acuan penyusunan RPJMD kab dan kota; acuan RKPD, Rencana Kerja Pemerintah Daerah tahunan dari Provinsi. maupun Kabupaten/Kota. Dari debat yang diikuti, dan diskusi dengan Rusdi Mastura, Achmad Ali dan sejumlah tokoh, tertangkap kesan bahwa target hebat itu bisa dicapai dengan cara cerdas. Dan salah satu poin penting yang saya catat bahwa Gubernur terpilih akan membentuk satu Tim Percepatan Pembangunan Daerah, TPPD yang proses rekruitmenta menggunakan pendekatan Penta Heliks bukan lagi Triple Heliks. Demikianlah beberapa catatan ringan selama dalam perjalanan Palu-Makassar di GA 608 terkait dengan Cerdas dan Hebat, dengan harapan bisa menjadi bahan bagi Gubernur terpilih, dan pengetahuan masyarakat. SEMOGA.