Fadhlillah menuturkan, sebenarnya bantuan pemulihan ekonomi bagi warga terdampak bencana, hanya salah satu bagian yang ingin disasar oleh lembaganya. Gol sesungguhnya yang ingin dicapai adalah bagaimana nelayan dan masyarakat pesisir menyadari hak-haknya sebagai warga pesisir.
Warga pesisir diharapkan mampu meng-orginaze diri mereka, sebagai salah satu elemen bangsa yang posisinya sangat strategis di dalam negara. Warga nelayan katanya harus diberdayakan agar mereka sadar dan bisa memperjuangkan hak mereka sendiri di level pemerintah dan masyarakat di tempat mereka berada.
Dalam konteks kasus nelayan di Kota Palu misalnya. KIARA berharap ada kesadaran kolektif yang muncul dari warga untuk memikirkan dan memperjuangkan nasibnya. Misalnya, kasus tanggul tsunami yang membentang sepanjang garis pantai di Teluk Palu. Ini akan membuat akses nelayan menambatkan perahu mengalami kendala. Ia bersyukur kesadaran sudah mulai muncul, setelah nelayan menyaksikan dan mengalami langsung, akses mereka terhalang oleh benteng batu. ”Saya dengar memang ada rencana pemerintah membuat terminal untuk tambatan perahu, setelah ada suara kritis dari nelayan,” katanya kepada wartawan.
Soal lain, adalah ancaman keselamatan nelayan karena buaya yang mengintai di setiap waktu. Ia sepakat dengan Arham, Koordinator Nelayan Talise, agar pemerintah melakukan langkah konkret untuk mengatasi kendala serius tersebut. ”Misalnya menangkap buaya untuk dibuatkan penangkarannya,” katanya. Belum lagi dari sisi kebijakan pemerintah yang tidak pro nelayan.
Pihaknya, saat ini sedang menggalakkan diskusi dengan masyarakat pesisir soal UU Cipta Kerja yang di dalamnya juga menyasar eksistensi nelayan di Indonesia. ”KIARA consernnya di-enpowerment nelayan dan masyarakat pesisir. Di Palu kita masuk melalui penanggulangan ekonomi nelayan karena bencana tsunami daya rusaknya parah terhadap nelayan,” ulasnya panjang lebar.
Musfarayani, Advisor Program Mitigasi Bencana dan Livelihood Masyarakat Pesisir di Sulawesi Tengah, mengatakan, lembaganya tetap sustained bersama nelayan. Gerakan KIARA tak hanya pemberdayaan ekonomi nelayan. Tapi bergerak di sektor pemberdayaan manusianya. Dalam konteks nelayan di Teluk Palu dan Donggala, KIARA mempunyai kewajiban moral untuk hadir di tengah-tengah mereka, saat posisi mereka sedang di titik terendah dihantam bencana alam dan bencana nonalam – Covid-19.