Oleh Hayyun Nur*
SIAPA Itu Tuhan? Ini pertanyaan eksistensial.Mempertanyakan hakikat dan eksistensi tentang “jati diri” Tuhan. Satu pertanyaan eksistensial ini, lalu melahirkan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Tentang Tuhan dan jati diriNya. Tidak saja pertanyaan eksistensial. Tapi juga pertanyaan fungsional.
Benarkah Tuhan Ada? Bila benar ada di mana Dia bersemayam? Bagaimana proses meng-ada-nya. Bagaimana membuktikan keberadaannya? Rentetan pertanyaan ini, berkenaan dengan eksistensi dan jati diri Tuhan.
Tak berhenti di situ saja. Pertanyaan akan terus berkembang. Mempertanyakan tentang fungsi Tuhan di alam semesta. Dalam rentang mikro dan makro kosmos yang hampir tak terhingga.
Benarkah Tuhan pencipta alam semesta? Bagaimana cara Tuhan menciptakan alam semeta? Bagaimana membuktikan peranan Tuhan dalam penciptaan alam semesta? Bagaimana Tuhan Memfungsikan mekanisme kekuasaannya terhadap alam semesta? Sejauh mana peranan Tuhan dalam mengatur alam semesta? Juga menentukan arah peradaban manusia? Dan mengapa manusia harus bertuhan?
Begitu panjang daftar pertanyaan fungsional tentang Tuhan dapat diajukan.
Pencarian jawaban untuk semua pertanyaan itu, memiliki sejarah panjang. Sepanjang sejarah peradaban manusia. Bahkan telah dimulai sejak manusia belum mengenal peradaban. Dari sejak zaman kapak, kata Karen Armstrong.
Untuk membahas itu, Armstrong sampai-sampai merasa perlu menulis sebuah buku. Khusus mengkaji sejarah pencarian manusia tentang Tuhan. Berjudul Sejarah Tuhan. Buku ini berkisah tentang sejarah panjang selama 4000 tahun pencarian Tuhan. Oleh tiga penganut agama samawi terbesar. Yahudi, Kristen, dan Islam.
Menurut Armstrong, gagasan tentang Tuhan, dimulai oleh paham monoteisme. Paham tentang keyakinan akan Tuhan yang Satu. Tuhan penyebab segala sesuatu. Tuhan Penguasa alam semesta. Gagasan inilah pada mulanya menjadi paham pertama lagi tertua. Tentang Tuhan. Yaitu Tuhan yang tak dapat dicitrakan dengan bentuk apapun. Tuhan yang khas dan unik. Tak ada sesuatupun yang bisa mewakili gambaran-Nya.
Monoteisme semacam inilah gagasan awal dan tertua yang pernah diciptakan manusia tentang Tuhan. Tapi oleh lapisan waktu sejarah, gagasan tentang Tuhan monoteistik ini, pelan-pelan memudar. Terkikis hilang.
Wilhem Schmidt, yang teorinya dikutip oleh Amstrong, secara lugas menyatakan itu. Melalui bukunya, The Origin of the Idea of God. Terbit tahun 1912.
Schmidt menulis, sebelum manusia mulai menyembah banyak dewa, telah ada suatu kepercayaan monoteisme primitif. Kepercayaan akan adanya satu Tuhan Tertinggi. Tuhan pencipta jagat semesta. Tuhan yang menata segenap urusan manusia dari kejauhan.
Lalu oleh perjalanan waktu. Monoteisme primitif ini, pelan-pelan tergerus. Digantikan oleh tuhan kuil-kuil pagan kuno. Tuhan yang mungkin nampak lebih menarik. Juga lebih fungsional ketimbang Tuhan Tertinggi itu.
Sejak lahirnya ide awal tentang eksistensi Tuhan itu, gagasan-gagasan tentang siapa itu Tuhan berikut keberadaannya, terus diciptakan manusia. Berlangsung berabad-abad. Sejak belum eksisnya agama Samawi. Hingga di abad milenial ini. Era ketika agama-agama Samawi terus berupaya bertahan.