POSO, PE– Salah satu faktor penunjang terwujudnya pelayanan yang prima dan maksimal dalam sebuah instansi pemerintah adalah dukungan sarana prasarana yang memadai.
Apalagi di tengah kemajuan zaman yang semakin modern dan berbasis serba komputer.
Rupanya kondisi ini belum sepenuhnya ditemukan dalam pelayanan di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Poso.
Di instansi yang mengurus administrasi kependudukan ini, para pegawainya masih menggunakan kertas dan pulpen alias menginput data secara manual.
Persoalannya bukan karena kemampuan SDM yang belum andal, namun karena keterbatasan fasilitas sarana prasarana seperti komputer yang belum memadai.
Inilah yang menghambat kelancaran pelayanan di dinas tersebut. Dampaknya pelayanan menjadi tidak efektif dan tak efisien. Warga terpaksa harus mengantre panjang untuk menginput data pada petugas yang menggunakan cara manual.
Tidak tersistem dalam satu database yang rapi yang berbasis komputer.
Kepala Dinas Dukcapil Kabupaten Poso, Sophia Purajow tak dapat berkata banyak untuk kondisi itu. Dia mengakui keterbatasan fasilitas pendukung di dinas yang dipimpinnya.
Disdukcapil Poso diakuinya sangat tertinggal dari segi sarana prasarana bila dibanding Kabupaten lain di Sulteng. Kondisi ini kata dia tentu akan sangat sulit untuk menghasilkan sebuah pelayanan yang memuaskan bagi masyarakat.
Dia pun tentu tak bisa menekan lebih keras kinerja para pegawainya agar lebih profesional.
Sementara di sisi lain, asas keakurasian data penduduk sangat ditekankan pada dinasnya.
“Nah kita ini di tuntut harus bekerja secara semaksimal mungkin, tetapi harus di dukung dengan sarpras dalam hal ini komputer, tapi ternyata kantor ini masih menggunakan cara manual,” tutur Sophia, baru-baru ini.
Meski demikian kata Sophia, petugasnya tetap berusaha bekerja semaksimal mungkin untuk mencapai target terwujudnya pelayanan administrasi kependudukan yang prima.
“Tapi meski dengan keterbatasan sarpras itu, kami tetap berusaha untuk bekerja semaksimal mungkin, dan terbukti target yang diberikan 77 persen, kami sudah mencapai 68 persen angka kelahiran,” tuturnya.