Lebaran dan Solidaritas Kemanusiaan

  • Whatsapp
MHD Natsir. Foto: Istimewa

MHD. Natsir Yunas (Dosen Jurusan PLS FIP UNP Padang)

BENCANA yang datang silih berganti di tengah pandemi yang belum diketahui titik akhirnya, terasa begitu membebani kehidupan masyarakat. Tidak hanya ekonomi masyarakat yang terasa sulit, kehidupan sosial pun terganggu. Protokol kesehatan yang mengharuskan menjaga jarak telah membatasi interaksi antar sesama. Bahkan di masjid saja tidak lagi bisa berlama-lama untuk bercengkrama dan sekedar bersilaturrahim dengan sesama jamaah. Ini terasa begitu berat. Pandemi telah memaksa kita untuk terbiasa berjarak dengan lingkungan.
Namun lebaran yang dirayakan di tengah pandemi ini menuntut kita tetap menjaga dan meningkatkan solidaritas dengan sesama. Berempati dengan membantu meringankan beban mereka dalam bentuk apapun. Sehingga mereka tidak merasa sendiri, karena masih ada saudara yang selalu peduli dan membersamai mereka. Saatnya bagi kita untuk meningkatkan solidaritas dengan sesama. Saling membantu untuk meringankan beratnya beban yang dirasakan oleh saudara-saudara yang lain. Perlu diwujudkan berbagai tindakan nyata sebagai bentuk kepedulian kepada sesama. Paling tidak memastikan seluruh anggota keluarga dan tetangga sekitar dalam kondisi baik-baik saja. Jangan sampai ada saudara-saudara di sekitar kita yang terlantar sementara kita tidak tahu dan tidak berbuat apa-apa. Bantuan sekecil apapun akan terasa besar bagi mereka yang membutuhkan.
Memastikan kondisi saudara dan masyarakat di sekitar kita di saat pandemi ini sangatlah penting, Artinya di saat sulit seperti sekarang kita harus bergerak aktif mencari tahu keadaan saudara-saudara yang lain. Kalau memang mereka sedang kesulitan, maka tanpa dimintapun harus segera dibantu. Sebagai bentuk kepedulian dengan sesama. Tentunya sikap itu sangat mulia di sisi Allah SWT, dengan balasan pahala yang diberikan dari seluruh amalan kebaikan.
Lebaran yang sedang dirayakan saat ini selain sebagai wujud sukacita setelah menyelesaikan ibadah ramadhan selama sebulan penuh, juga menjadi moment untuk mengokohkan solidaritas dengan sesama. Meskipun gerak fisik kita terpisahkan oleh pandemi yang belum juga berakhir, tetapi silaturrahim dengan keluarga, masyarakat, khususnya orangtua jangan sampai terputus dan hilang. Merayakan lebaran dengan penuh kedamaian dan saling memberikan support terhadap keluarga dan masyarakat sekitar.
Oleh sebab itu, mengokohkan solidaritas dalam merayakan lebaran di tengah pandemi ini sangatlah penting dilakukan. Ada beberapa poin yang perlu dipahami dalam mengokohkan solidaritas di tengah masyarakat. Pertama, memahami sepenuhnya bahwa wabah Covid-19 dan kesulitan ekonomi yang menimpa saudara-saudara kita seharusnya memberikan rasa senasib sepenanggungan dalam diri sebagai bagian dari masyarakat. Ketika didapati ada orang yang terjangkit virus Covid-19, maka kita pun bisa merasakan bagaimana kalau yang terpapar itu adalah saudara-saudara kita?. Rasa senasib sepenanggungan akan memunculkan solidaritas dalam diri seseorang untuk bisa berbuat membantu saudara dan orang di sekitarnya.
Sejarah sudah membuktikan bahwa bangsa ini merdeka karena adanya rasa senasib sepenanggungan. Para pejuang bangsa ini sudah banyak memberikan teladan untuk hal ini. Rasa senasib sepenanggungan yang luar biasa, sehingga memperkuat keinginan mereka untuk membebaskan bangsa ini dari penjajahan. Walaupun mereka harus berkorban harta, bahkan nyawa sekalipun. Mereka begitu ikhlas dan tetap saling menguatkan sehingga mewujudkan kemerdekaan bangsa ini.
Kedua, menjalin komunikasi yang intensif dengan seluruh anggota keluarga, tetangga dan masyarakat sekitar. Saat ini komunikasi tidak lagi harus bertatap muka dan bertemu fisik. Kondisi dari masing-masing keluarga bisa dikabarkan dalam chat ruang virtual. Berbagai fasilitas komunikasi virtual bisa dimanfaatkan dalam mengefektifkan komunikasi yang dilakukan. Sehingga dengan komunikasi yang intensif, setiap keluarga bisa diketahui kondisinya. Apakah yang menjadi kesulitan dan bantuan seperti apa yang harus segera diberikan.
Ketiga, menjadikan perbedaan sebagai kekuatan. Bergaul dengan orang-orang memiliki pandangan yang berbeda memang bukan hal mudah. Namun, apabila kita dapat menemukan rasa saling memahami dan keinginan untuk saling memberikan semangat kepada satu sama lain tanpa adanya egoisme, hal tersebut akan sangat indah. Itulah mengapa kita membutuhkan adanya solidaritas.
Setiap individu manusia pasti memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Perbedaan bukanlah masalah. Tapi yang perlu dilakukan adalah bagaimana caranya agar terwujud kerjasama dan persatuan dari berbagai perbedaan yang ada. Saling memperbaiki kekurangan untuk hasil yang lebih baik. Karena sebaik apapun hubungan dengan orang lain, pasti akan ada saat di mana seseorang menjadi terlihat ketidak sesuaiannya yang membuat solidaritas menjadi berkurang. Perbedaan yang ada seharusnya tidak melemahkan, tetapi sebaliknya menjadi sumber energi untuk saling menguatkan.
Keempat, membiasakan untuk saling memberi dan tolong menolong. Selama sebulan penuh kita dilatih untuk membiasakan diri saling membantu. Bahkan memberikan sebutir kurma kepada mereka yang akan berbuka puasa, dibalasi dengan pahala sebesar yang diberikan kepada orang yang berpuasa. Kitapun tahu bahwa bangsa ini dibangun karena kuatnya kebiasaan saling memberi dan tolong menolong. Meskipun di saat Indonesia sudah merdeka, nama mereka tidak pernah disebut lagi, tetapi kebiasaan saling tolong menolong yang sudah diajarkan patut untuk diteladani.
Solidaritas adalah membangun keinginan untuk selalu dapat saling tolong menolong dan peduli terhadap sesama. Mereka yang diberikan rizki lebih banyak membantu yang miskin, yang kuat membantu yang lemah, dan sebagainya. Bahkan seharusnya solidaritas menembus batas wilayah. Sehingga solidaritas kita pun bisa dirasakan saudara-saudara di Palestina yang sedang dirampas hak-hak kemanusiaannya.
Lebaran ditengah pandemi ini menjadi momentum untuk mengokohkan solidaritas sesama umat manusia. Sekaligus menjadi pengingat bagi manusia agar tidak serakah dalam menjalani kehidupan di bumi. Agar kehidupan harmonis, nyaman, aman, dan tentram yang diinginkan dapat segera diwujudkan. Semoga kita semua bisa mengokohkan solidaritas dan saling menguatkan untuk berbuat lebih baik lagi dengan sesama di tengah pandemi Covid-19 ini. ***

Pos terkait