Wow! 57 Perusahaan Kelas Dunia Rebutan Garap Kilang Bontang

  • Whatsapp

JAKARTA, PE – Kilang Grass Root Refinery (GRR) Bontang menjadi magnet kuat bagi perusahaan kelas dunia. Sekitar 57 perusahaan kelas dunia berminat bekerja sama dengan Pertamina untuk menggarap kilang tersebut.
Calon mitra strategis tersebut bergerak dalam bidang kilang, perdagangan, hingga jasa keuangan.

”Kami membuka banyak investor, juga investor dari dalam negeri. Kami juga perhatikan TKDN,” kata Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi kemarin (24/2).

Bacaan Lainnya

Pertamina menargetkan memperoleh mitra strategis pada 28 April 2017.

Setelah terpilih, konsorsium Pertamina dan mitra strategis memulai proses bankable feasibility study (BFS) yang ditargetkan selesai pada awal 2018.

Kilang dengan nilai investasi yang diperkirakan USD 8–12 miliar itu ditargetkan mengolah minyak mentah 300 ribu barel per hari.

Pertamina menargetkan kilang GRR Bontang mulai berproduksi pada 2023.

Pada tahap awal, Pertamina akan masuk dengan minimal kepemilikan 5–25 persen.

Selain itu, memiliki pilihan untuk meningkatkan kepemilikan dalam periode yang akan disepakati dengan mitranya.

Mitra strategis Pertamina diharapkan berperan dalam pengadaan crude dan menyiapkan pendanaan.

Mitra juga memiliki kemampuan dalam memasarkan produk yang tidak terserap di pasar dalam negeri ke pasar luar negeri.

Misalnya, Australia, Papua Nugini, Selandia Baru, dan Filipina. Kilang Bontang akan menghasilkan elpiji, gasoline series, avtur, diesel series, dan produk petrokimia.

Seluruh produksi gasolin akan diserap di dalam negeri. Sementara itu, kelebihan produksi dari diesel dan avtur 35 persen yang tidak bisa diserap di dalam negeri akan diekspor ke Filipina.

Pertamina telah berpengalaman dengan mitra internasional. Di antaranya, SK Energy dari Korea Selatan yang bermitra dalam proyek Lube Base Grup III (pelumas sintetis) sejak 2007 di kilang RU II Dumai, Rosneft Oil Company untuk GRR Tuban, dan Saudi Aramco untuk RDMP Kilang Cilacap.

Proyek kilang Bontang diyakini sangat efisien dibanding proyek kilang lain karena infrastrukturnya sudah jadi.

Tingkat pengembalian investasi diperkirakan 13 persen, sedangkan kebutuhan investasi di Kilang Tuban mencapai USD 12 miliar hingga USD 15 miliar.

Pos terkait