Upaya Lestarikan Aksara Nusantara, BSN Dorong Percepatan SNI Aksara

  • Whatsapp

Saat ini ada tujuh aksara daerah telah masuk di Standar Internasional ISO/IEC 10646 Information technology — Universal Coded Character Set (UCS), yaitu aksara Bali, Jawa, Batak, Bugis, Makassar, Sunda dan Rejang.

Aksara yang pertama yang dimuat dalam standar internasional tersebut adalah aksara Bali, kemudian disusul aksara Jawa dan Batak.

Bacaan Lainnya

Indonesia melalui PANDI sudah berupaya mendaftarkan domain beraksara daerah ke Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN), tetapi upaya ini belum berhasil.

Negara ASEAN yang telah berhasil memiliki domain dengan aksara non latin (Internationalized Domain Name) adalah Laos, Malaysia, Singapura dan Thailand.

Salah satu penyebabnya belum berhasilnya Indonesia memiliki domain beraksara daerah adalah masih minimnya penggunaan aksara daerah di ranah digital, khususnya secara formal.

Untuk itu perlu ditingkatkan konten website beraksara daerah yang aktif serta buku-buku digital beraksara daerah yang dapat diakses melalui internet khususnya website formal yang dikelola oleh pemerintah.

Dengan tersedianya SNI yang diusulkan oleh Komunitas penggiat aksara daerah melalui PANDI, maka diharapkan hal ini akan meningkatkan literasi aksara daerah berbasis TIK.

Berkaitan dengan usulan SNI ke BSN, Kristianto menerangkan, masyarakat dapat mengusulkan standar, dengan tata cara pengusulan yang secara umum diawali dengan mengisi usulan program nasional perumusan standar (PNPS) dengan melampirkan draft usulan sesuai format penulisan SNI (PBSN 4 tahun 2016 tentang Penulisan SNI). Pemangku kepentingan juga dapat menyampaikan usulan SNI melalui sekretariat komite teknis yang memiliki ruang lingkup sesuai judul proposal usulan PNPS. Daftar ruang lingkup dan sekretariat Komite Teknis dapat dilihat di SISPK. (humasBSN/pe)

Pos terkait