Hijrah dan Semangat Kebersamaan

  • Whatsapp

Oleh MHD. Natsir Yunas (Alumni Perguruan Thawalib Padang Panjang/ Dosen Jurusan PLS FIP UNP Padang)

HIJRAH Nabi Muhammad SAW dari Kota Makkah ke Madinah yang menjadi dasar perhitungan tahun baru Islam bukan hanya sekedar perpindahan secara fisik. Tetapi banyak nilai-nilai yang terkandung dalam setiap prosesnya. Mulai dari Sayyidina Ali bi Abi Thalib, sosok pemuda yang memiliki keberanian luar biasa, bersedia tidur di tempat tidurnya Rasulullah SAW, dengan resiko kematian yang tidak membuatnya takut. Begitu juga dengan semangat tanpa kenal lelah dari para sahabat dan pengorbanan mereka yang luar biasa dengan meninggalkan semua yang dicintai di Makkah. Serta penduduk Madinah yang sangat senang dengan kedatangan saudaranya dari Makkah. Semangat persaudaraan dan kebersamaan begitu terlihat dalam peristiwa hijrah ini.
Ketika sampai di Madinah, selain membangun masjid sebagai tempat ibadah dan bermusyawarah, yang dilakukan Rasulullah SAW adalah membuat kebijakan dengan mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshor. Mempersaudarakan para sahabat yang datang dari Makkah dengan mereka yang berada di Madinah. Kaum Anshor bersedia berbagi dengan para Muhajirin. Bahkan diceritakan mereka bersedia memberikan harta mereka kepada kaum Muhajirin. Jika mereka punya sepuluh, maka limanya diserahkan untuk kaum Muhajirin. Tindakan ini dilakukan bukan dikarenakan ingin mendapatkan pujian, tetapi semata-mata untuk perjuangan dakwah Rasulullah SAW dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Di saat pandemi seperti sekarang ini, semangat hijrah dengan kebersaman dan saling membantu inilah yang harusnya dikuatkan dalam menghadapi segala bentuk musibah. Sekalipun tidak satu keyakinan, tetapi kita satu bangsa. Mencari berbagai kesamaan yang dimiliki dari masing-masing kita untuk mewujudkannya dalam bentuk kerjasama dan saling membantu di antara sesama. Bukannya menonjolkan segala bentuk perbedaan yang berakibat pada perpecahan di antara kita.
Memang harus diakui, banyak sekali perbedaan di antara kita sebagai warga bangsa. Mulai dari bahasa, budaya, suku, dan warna kulitpun berbeda-beda. Tetapi perbedaan itulah yang menjadi kekuatan bangsa ini. Perbedaan yang menyatukan bukan menghancurkan. Perbedaan yang ada di antara kita bukan untuk menjauhkan, tetapi harusnya bisa lebih menyatukan. Kemerdekaan bangsa ini juga didapatkan dari perbedaan yang berhasil disatukan. Perbedaan bangsa ini harusnya bisa dikuatkan seperti halnya satu bangunan. Bangunan yang megah bukan hanya didirikan dari besi yang kokoh, semen yang kuat, pasir yang banyak. Tetapi, bangunan yang megah itu terdiri dari besi yang kuat, pasir, semen yang disatukan oleh air. Air meskipun terkesan lemah, namun sangat dibutuhkan untuk menyatukan setiap unsur kekuatan yang ada.
Karenanya, saat ini semangat tahun baru Islam, 1 Muharram 1443 yang diperingati pada tanggal 10 Agutus 2021 ini harus bisa memberikan kekuatan kepada kita warga bangsa untuk saling berbagi. Menepiskan perbedaan untuk bisa dirajut menjadi kekuatan yang dapat menyatukan segala potensi setiap warga. Agar bisa memberikan kontribusi terhadap kebaikan bangsa ini di masa depan. Sekecil apapun kontribusi yang diberikan akan sangat berarti bagi utuhnya bangsa ini.
Sungguh tahun baru Hijriyah ini penuh dengan semangat kebersamaan. Sehingga jelas tahun baru ini tidak dimulai dari hari lahirnya Nabi Muhammad SAW, tetapi dimulai dari tahun hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah. Dalam hal ini terlihat jelas, bahwa semangat kebersamaan yang dibangun dalam proses hijrah sampai akhir terwujud, tidak terlepas dari keterlibatan para sahabat yang setia pada dakwah Rasulullh SAW. Tidak terjadi dalam hal ini pengkultusan yang berlebihan terhadap Rasulullah SAW. Namun sukses hijrah dihargai sebagai bentuk keterlibatan seluruh ummat Islam, baik itu mereka yang datang dari Makkah dan mereka yang menunggu dengan tangan terbuka di Madinah. Sungguh persaudaraan yang luar biasa yang terwujud dalam setiap aktivitas mereka.
Oleh sebab itu, penting bagi setiap kita mulai mencari kesamaan dengan orang-orang terdekat. Baik itu tetangga dan masyarakat yang ada di lingkungan sekitar. Jadikan perbedaan itu sebagai bagian yang dapat menyatukan kita. Sehingga diharapkan akan menumbuhkan semangat kebersamaan di antara kita, yang diwujudkan dalam bentuk saling bantu tanpa harus memandang suku, budaya, dan agama. Pandemi ini memang terasa berat jika dihadapi sendiri, tetapi kepedulian dari masing-masing kita terhadap lingkungan tentu akan sangat membantu untuk meringankan beban berat yang dihadapi.
Selamat tahun baru Islam 1443 Hijriyah. Semoga dengan mengambil hikmah dari perisiwa hijrah yang dilakukan Rasulullah SAW bisa meningkatkan semangat kebersamaan di antara kita dalam menghadapi pandemi yang belum tahu kapan akan berakhirnya. Kekuatan bangsa ini ada pada kebersamaan yang selalu terjalin dengan baik. Budaya hidup gotong royong saling membantu dan menghargai antar sesama menjadi kekuatan yang luar biasa. Sehingga perlu dijaga dan dipelihara dengan baik sampai kapanpun. Agar tidak rusak oleh berbagai persoalan yang dapat memecah belah bangsa ini. ***

Pos terkait