Menjaga Lingkungan Belajar dalam Keluarga

  • Whatsapp
MHD natsir. Foto: Istimewa

MHD. Natsir Yunas (Dosen Jurusan PLS FIP UNP Padang)

KELUARGA merupakan kelompok sosial terkecil yang terdampak pandemi selama lebih kurang dua kali lebaran ini. Tidak hanya kondisi ekonomi keluarga yang terguncang, tetapi interaksi sosial antar anggota keluarga dengan kerabatnya juga terganggu. Bahkan yang lebih memberatkan ketika orangtua harus siap dengan peran yang sebelumnya tidak menjadi tugas utamanya. Peran sebagai pendidik bagi anaknya untuk proses belajar formal yang saat pandemi ini dijalankan di rumah.
Mendampingi anak dalam proses belajar saat normal dengan pandemi tentu saja jauh berbeda. Jika saat normal mereka hanya mengulang pelajaran di sekolah dan mencoba memfasilitasi kesulitan anak dalam belajar. Tetapi di saat pandemi orangtua harus ikut mendampingi anak belajar. Orangtua diharapkan bisa memberikan solusi ketika anak mengalami kesulitan terhadap materi yang disampaikan gurunya. Tetapi ini tentu saja tidak maksimal, karena orangtua harus disibukkan dengan tugas yang lain, tugas rumah tangga dan tugas pekerjaan di kantor sesuai profesi masing-masing. Begitu juga dengan keterbatasan kemampuan orangtua terkait materi yang dipelajari.
Kesulitan akan semakin bertambah, ketika pihak sekolah tidak menyiapkan materi dan modul belajar daring dengan baik. Sehingga ketika pembelajaran berlangsung interaksi dan komunikasi tidak bisa maksimal dan hanya berharap dari video yang dikirim tanpa ada persiapan matang dari pendidik untuk membelajarkan peserta didiknya. Lebih miris lagi jika video yang dikirim bukan hasil karya pendidik. Tetapi yang di copas dari media youtube atau yang lainnya. Ini memang tidak salah, tetapi dalam proses belajar anak akan lebih dekat dengan pendidiknya. Ketika dalam video yang tampil menjelaskan itu adalah pendidiknya, mereka akan lebih antusias. Ikatan emosional akan terbentuk meskipun pembelajaran dijalankan secara daring. Dalam suasana belajar seperti ini, yang lebih sibuk tetap orangtua. Karena jika mereka tidak peduli, maka ini akan berimbas pada masa depan dan kemampuan anak dalam menjalani proses perkembangannya di masa depan.
Kondisi sulit seperti ini hanya bisa dilalui oleh keluarga yang kuat dan siap. Mengeluh dan menyalahkan orang lain dalam hal ini tidak akan mengubah kondisi keluarga. Kita tentu tidak ingin keluarga semakin melemah baik secara ekonomi, terlebih lagi secara psikologis. Hilangnya semangat untuk mewujudkan kondisi belajar yang lebih baik bagi anak. Tentu saja kekuatan ekonomi dan psikologis keluarga haruslah dikuatkan menghadapi situasi sulit seperti saat ini. Namun wabah pandemi ini tidak boleh mengurangi perhatian terhadap pendidikan dan masa depan anak.
Sebenarnya banyak hikmah yang dapat diperoleh dari kondisi pandemi seperti saat ini. Kondisi ini memberikan kesempatan kepada setiap orangtua untuk melakukan penguatan terhadap keluarganya. Keluarga sebagai komponen sosial terkecil sangat menentukan baik buruknya suatu bangsa. Ketika semua keluarga yang ada pada suatu bangsa baik, maka insyaAllah bangsa tersebut akan kuat dalam menjalani ini semua. Begitu juga ketika bisa mewujudkan dan menjaga lingkungan belajar yang baik bagi anak di rumah, maka diharapkan akan meningkatkan hasil belajarnya.
Oleh sebab itu, dalam kondisi seperti ini penting bagi kita untuk menjaga lingkungan belajar dalam keluarga. Menjadikan rumah tempat belajar yang nyaman bagi anak. Karenanya ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan belajar bagi anak dalam keluarga. Pertama, mengintensifkan komunikasi dalam keluarga. Berbagai hal yang menjadi masalah dan keputusan haruslah dikomunikasikan. Seperti siapa yang akan mendampingi anak dalam belajar daring adalah salah satu persoalan kecil yang terkadang tidak menjadi perhatian bersama. Namun sangat menentukan lingkungan dan suasana belajar anak. Kesibukan dari masing-masing dalam keluarga menjadikan sikap menang sendiri semakin berkembang.
Ego yang tidak terkontrol menjadikan masing-masing tidak peduli. Gadget dan ketergantungan dengan media online menghilangkan kepedulian dan kesempatan untuk berkomunikasi dengan keluarga. Karenanya berbagai upaya untuk mewujudkan komunikasi efektif dalam keluarga menjadi penting untuk dilakukan. Kalau tidak hati-hati, maka kondisi saat ini bisa saja memicu pertengkaran dalam keluarga dan merusak suasana belajar di rumah. Sehingga komunikasi intensif dan efektif diharapkan akan menjadikan suasana belajar menjadi lebih nyaman.
Kedua, segera mencarikan solusi terhadap masalah yang muncul. Sekecil apapun masalah akan merusak suasana belajar dalam keluarga. Karena masalah itu tidak selesai terkadang bukan karena beratnya masalah. Tetapi karena tidak bisa dan salah dalam menyikapi masalah yang muncul. Sehingga masalah yang kecil bisa menjadi besar jika dibiarkan, jika tidak segera dicarikan solusinya.
Ketiga, meningkatkan kerjasama dalam keluarga. Lingkungan belajar yang baik bagi anak di rumah tidak bisa diwujudkan tanpa adanya kerjasama seluruh anggota keluarga. Setiap individu bertanggung jawab dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik baik anak. Sekecil apapun itu akan menjadikan suasana belajar menjadi nyaman. Keterlibatan semua anggota keluarga akan menjadikan keutuhan keluarga dan memberikan pengaruh terhadap terciptanya keluarga yang harmonis. Sehingga kerjasama tidak hanya berimbas kepada lingkungan belajar dan kepentingan pendidikan anak. Tetapi juga terhadap utuhnya rumah tangga sebagaimana yang diimpikan setiap keluarga.
Tugas dan tanggungjawab masing-masing harus dijalankan dengan baik. Seorang ayah, tidak bisa menyerahkan seluruh tanggung jawab mendampingi anak dalam belajar kepada istrinya. Karena keterlibatan ayah dalam mendampingi anak belajar juga memberikan motivasi yang berbeda terhadap anak. Terkadang ini terasa berat, namun ketika saling kerjasama bisa diwujudkan, yang muncul adalah saling pengertian dan akan semakin menguatkan keluarga setelah pandemi ini berakhir.
Keempat, berupaya menjadikan setiap individu sebagai teladan dalam keluarga. Masing-masing bisa menjadi teladan dalam keluarga. Teladan tidak hanya milik orangtua, tetapi berbagai perilaku baik yang dilakukan anak juga bisa diteladani. Nilai positif itu tidak selamanya harus datang dari orangtua. Anak dengan usianya yang masih muda juga bisa dicontoh berbagai perbuatan positifnya. Memperlihatkan perilaku-perilaku yang baik dan positif, sehingga bisa menjadi contoh bagi anggota keluarga yang lainnya. Semua anggota berlomba untuk memberikan contoh yang baik. Sehingga menciptakan lingkungan belajar yang nyaman bagi anak dalam keluarga.
Semoga kita bisa mewujudkan dan menjaga lingkungan belajar yang baik bagi anak dalam keluarga. Menjadikan mereka nyaman dalam belajar dan bisa mewujudkan cita-citanya di tengah keterbatasan proses belajar selama pandemi ini. ***

Pos terkait