PALUEKSPRES, PALU– Momen peringatan tiga tahun bencana gempa Palu, Donggala, Sigi dan Parigi Moutong (Padagimo) dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk kembali mengenang sekaligus memberi edukasi kepada masyarakat betapa pentingnya mitigasi kebencanaan untuk meminimalisir dampak bencana.
Seperti yang dilakukan oleh Physics Sosiety of Indonesia (PSI) cabang Sulawesi Tengah yang merupakan akademisi Untad dari FKIP dan MIPA Fisika Untad, menggelar seminar kebencanaan melalui virtual, Selasa (28/9/2021).
Seminar yang mengangkat tema Sulawesi Tengah Siaga Melalui Pendidikan Tanggap Bencana, dibagi dalam dua sesi dengan menghadirkan delapan narasumber. Sesi pertama atau sesi pleno, menghadirkan narasumber Pengamat Kebencanaan Sulawesi Tengah yang juga merupakan dosen Universitas Tadulako (Untad), Drs. Abdullah MT, Dr. Pepen Supandi, S.ST, M.Si selaku Seksi Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, serta Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng Dr. Muhlis, SPd, M.Si.
Selanjutnya, sesi ke dua atau sesi pararel sekaligus menghadirkan lima narasumber. Yaitu, Dr. Sahrul Saehana, M.Si selaku ketua PSI cabang Sulawesi Tengah yang juga dosen Untad, Muh. Rusli, S.Si, M.Si selaku dosen Untad, Dr. Unggul Wahyono (dosen Untad), Mauluddin Kurniawan, M.Sc (dosen Untad), serta Ni Made Wiwik A, M.Ed (dosen Untad).
Abdullah sebagai pemateri pertama dalam seminar ini, menyentil mengenai belum adanya regulasi yang bisa menjadi acuan penerapan pendidikan tanggap bencana dari sisi muatan lokal. “Betapun indahnya terori yang dihasilkan untuk muatan lokal pendidikan tanggap bencana, tapi kalau tidak ada regulasi sebagai payung hukum untuk penerapannya, sulit juga diimplementasikan di lapangan,” kata mantan Dekan MIPA Untad tersebut.
Sementara itu Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulteng Dr. Muhlis, SPd, M.Si, dalam paparannya menjelaskan mitigasi bencana akan dimuat dalam kurikulum sekolah. Ia mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo pada sidang kabinet paripurna, 7 Januari 2019 bahwa sebagai Negara di tempat rawan bencana alam, ring of fire, kita harus siap merespon dan tanggung jawab menghadapi segala bencana alam.