Jangan Sepelekan Doa Anak Kecil

  • Whatsapp
H. Sofyan Arsyad. Foto: istimewa

Oleh : H. Sofyan Arsyad

UMAR bin Khattab, suatu ketika berpapasan dengan seorang anak kecil di sebuah jalan di tengah Kota Madinah. Sejurus kemudian, terlihat pemandangan tak lazim. Sang khalifah sontak membungkukkan badan dan berkata, ”Nak, berdoalah kepada Allah yang Maha Pengasih agar merahmati kita semua.”
Para sahabat protes. ”Wahai Amirul mukminin, bagaimana mungkin Anda meminta seorang anak kecil berdoa kepada Allah. Padahal, Anda adalah satu di antara sepuluh orang yang telah diberitakan Rasulullah sebagai penghuni surga.”
Lalu, Umar pun berlogika. ”Aku memintanya berdoa justru karena ia masih anak-anak. Catatan Allah belum berlaku baginya, dan karena itu doa mereka akan dikabulkan oleh Allah. Berbeda dengan kita yang telah dewasa.”

Bacaan Lainnya

Sepintas, ini perkara sepele. Wajar jika tak sedikit orang tua meremehkan doa anak kecil. Padahal, Rasulullah pernah menasihati Sayyidina Umar. Kata Nabi: ”Sungguh Allah itu Maha hidup dan Maha Pemberi. Bila ada seorang hamba yang menengadahkan kedua tangan kepada-Nya, Dia malu untuk membiarkannya kembali dalam keadaan hampa, atau sia-sia.” (HR Abu Dawud dan At-Turmudzi).

Kisah ini memberi pembelajaran, bahwa setiap orang tua sejak dini perlu melatih anak untuk bisa berdoa. Sekalipun sang anak belum faham apa makna doa yang dibacanya. Jika sejak kecil dibiasakan, maka ketika ia dewasa, atau ketika kita sudah berada di alam kubur, sang anak tak putus-putus mengirimkan doa bagi keselamatan orang tuanya.
Tiada kebahagiaan melebihi kebahagiaan seorang ayah, manakala memiliki anak yang tak pernah lupa mengirim doa untuk ayah-ibunya. Dan tiada penyesalan melebihi penyesalan seorang ibu jika anaknya tumbuh dewasa tetapi malas, bahkan tak pernah mendoakan orang tuanya. Mengapa? Karena sejak kecil mereka tidak diajarkan dan dibiasakan untuk berdoa.

Pos terkait