Karena itu Wapres meminta agar BWM dipetakan menjadi rintisan sekaligus alat ungkit untuk menumbuhkembangkan pengusaha kecil agar nantinya mampu menjadi nasabah bank syariah umum.
“Jadi, kita dorong dulu supaya nanti bisa berkaitan. Melalui upaya ini diharapkan akan tercipta banyak kendaraan (lembaga keuangan mikro) di industri keuangan Indonesia yang nantinya akan dapat dibarengi dengan penumpang-penumpang (nasabah/pengusaha kecil) yang berkualitas,” harapnya.
“Pengusaha kecil itu jangan terkena stunting, stunting itu artinya kerdil terus maka harus didorong, dikembangkan,” tegasnya.
Lebih jauh, Wapres berpesan bahwa untuk mengembangkan BWM terdapat dua hal yang harus diperhatikan. Pertama, BWM harus dikelola dengan baik dan profesional, dipertahankan kelangsungannya, serta dikembangkan kapasitasnya.
“Amanah yang diberikan harus dijaga. Modal awal harus dapat dikembangkan bukan justru dihabiskan. Jadi, jangan dikasih modal, habis. Ini penting untuk menjaga kepercayaan dan nama baik pesantren, termasuk kredibilitas Pemda setempat,” pesannya.
Yang kedua, lanjut Wapres, ekosistem digitalisasi BWM agar terus dikembangkan.
“Saya mendapat laporan (adanya) sejumlah upaya sudah dilakukan, ada aplikasi BWM mobile, pengawasan dan perizinan secara online, akses informasi melalui BWM Info, serta akses pasar online melalui aplikasi BWM dan UMKM, dan juga aplikasi e-commerce lainnya. Berbagai inovasi ini harus terus didorong untuk menambah kemanfaatan bagi BWM dan para nasabahnya,” pintanya.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan BWM merupakan bentuk kepedulian OJK kepada masyarakat agar dapat mengakses pembiayaan murah dan mudah dengan persyaratan yang tidak berbelit-belit.