Gubernur Sulteng Dukung Pelaksanaan Program Kehutanan III

  • Whatsapp

PALU, PE – Gubernur Sulawesi Tengah Drs. Longki Djanggola, MSi mendukung pelaksanaan kegiatan Program Kehutanan (Forest Programme) III. Gubernur memastikan masyarakat Sulteng juga mendukung terlaksananya program ini.

Dukungan ini disampaikan Gubernur saat membuka acara Pertemuan Awal (kick off meeting) Pogram Kehutanan III (PK III) – Sulawesi, di Kota Palu, Selasa (7/3).

Bacaan Lainnya

Menurut Gubernur, PK III adalah suatu program pembangunan kehutanan dengan pola integratif yang mengedepankan pendekatan kawasan dibandingkan pendekatan administratif dan sektoral.

“Dampak dari pendekatan sektoral selama ini terjadi tumpang tindih, baik program maupun kebijakan, terbaikannya keberlanjutan program, pembiayaan yang kurang efisien, dan kepedulian masyarakat menjadi rendah,” kata Gubernur.

Karena itu, Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah mendukung kegiatan PK III, karena memihak pada keberlanjutan sumberdaya alam khususnya hutan, serta berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Kegiatan konservasi yang semata-mata berfokus pada taman nasional saja, tidak cukup jika tidak diikuti dengan kegiatan konservasi dan pembangunan sosial ekonomi di masyarakat sekitarnya,” ujar Gubernur yang diwakili oleh Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan B. Elim Somba.

Direktur Pemolaan Informasi dan Kelestarian Alam (PIKA) Ir. Listya Kusumawardhani MSc sebagai Pelaksana Program mengatakan PK III adalah proyek di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Ekonomi dan Pengembangan Kerjasama pemerintah Federal Jerman (BMZ) melalui Kreditanstalt für Wiederaufbau/ Entwicklungsbank (KfW).

“Secara umum tujuan dari program ini adalah untuk mengimplementasikan sistem pengelolaan kolaboratif untuk bentang alam Lore Lindu dan mendukung Pemerintah Indonesia dalam mengembangkan strategi serta menerapkan langkah-langkah konservasi keanekaragaman hayati dan daerah aliran sungai (DAS) dalam kerangka strategi nasional REDD+ di Sulawesi Tengah,” ujar Direktur PIKA.

Lebih lanjut Direktur PIKA menjelaskan bahwa program ini memiliki empat luaran (output) antara lain: 1) Pengelolaan konservasi keanekaragaman hayati di Taman Nasional Lore Lindu; 2) pengembangan daerah aliran sungai melalui perbaikan dan rehabilitasi di bagian hulu daerah aliran sungai di bentang alam Lore Lindu; 3) meningkatkan sumber mata pencaharian masyarakat yang tinggal berbatasan dengan kawasan konservasi; 4) mendukung kerjasama dalam penelitian di bidang keanekaragaman hayati dan iklim. Program ini akan berlangsung selama tujuh hingga 2023.

Pos terkait